Progresivitas Teknologi Informasi Dan
SIM : BRIsat, Peluang Financial Inclusion dan Cerita Tentang Nasionalisme
PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI) melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan
Space System/Loral, LCC dari Amerika Serikat dan Arianespace dari Prancis.
Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka peluncuran satelit BRI. Direktur Utama BRI Sofyan Basir
mengatakan, peluncuran satelit tersebut dilakukan untuk memperkuat jaringan
BRI. Selain itu, adanya anjuran dari presiden RI tentang pentingnya penerapan
financial inclusion.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yakin program
satelit Brisat akan memperkuat kemampuan BRI dalam mengembangkan bisnis dan
meningkatkan financial inclusion di Indonesia. Direktur Utama BRI Sofyan Basir
mengatakan pengembangan jaringan perbankan di Indonesia memiliki karakter yang
khusus dibandingkan dengan negara besar lain. Dia mengklaim kondisi geografis
Indonesia yang berbentuk kepulauan menyulitikan pembangunan jaringan informasi
perbankan berbasis kabel seperti di China atau India. Hal tersebut
menjadikan sambungan satelit sebagai sistem yang paling efisien untuk
meningkatkan jaringan bisnis perbankan ke seluruh penjuru Tanah Air.
"Kebutuhan jaringan telekomunikasi berbasis satelit
akan terus meningkat, terlebih bagi BRI yang jaringan kerjanya tersebar di
seluruh indonesia," kata Sofyan, Senin (28/4/2014). Jumlah jaringan BRI,
sampai Desember 2013, telah memiliki lebih dari 9.800 jaringan kerja kantor di
seluruh Indonesia. Jaringan kerja tersebut disediakan oleh 9 provider jasa
komunikasi, termasuk penyewaan penggunaan 23 transponder satelit komunikasi.
Sofyan menambahkan Brisat yang akan diluncurkan BRI pada 1 September 2015 tidak
hanya bermanfaat bagi pengembangan bisnis BRI. Sebagian dari 45 slot transponder
di satelit tersebut rencananya dialokasikan untuk kepentingan pemerintah
Indonesia seperti pertahanan, pendataan penduduk, dan pertanian.
"Peluncuran
satelit juga agar menjangkau lapisan masyarakat, di samping itu sesuai dengan
jaringan bisnis perseroan, keberadaan satelit akan menguntungkan bisnis
perseroan," katanya di Gedung BRI Jakarta, Senin (28/4/2014). Peluncuran satelit ini, juga
untuk mempersiapkan infrastruktur perbankan MEA, pemanfaatan slot orbit,
meningkatkan intermediasi, menjaga kualitas, dan lainnya. "BRI melakukan
langkah konkret dengan meluncurkan satelit, ini juga untuk manfaat penting
untuk pemerintah," tambahnya. Dalam
pelaksanaannya, BRI akan bersinergi dengan pemerintah dalam mengoptimalkan
penggunaan satelit demi kesejahteraan masyarakat. Sebagai informasi, satelit tersebut
bernama BRIsat yang memiliki berat 3.500 kg dengan jumlah transponder 45.
Adapun coverage menjangkau Indonesia, ASEAN, Asia Timur, sebagian Pasifik,
Australia Barat.
BRI menyiapkan US$250 juta untuk meluncurkan dan
mengelola Brisat yang akan ditempatkan di slot orbit 150,5 derajat bujur timur.
Perusahaan Amerika Serikat, Space Systems/Loral LLC (SSL) dipercaya untuk
memproduksi Brisat, sedangkan peluncuran satelit akan dilakukan oleh perusahaan
Perancis, Arianespace. Sofyan
mengatakan dari alokasi dana sebesar USS250 juta untuk pengadaan satelit masih
tersisa sekitar US$20 juta. Satelit tersebut memiliki transponder sebanyak 54
ekuivalen. Penggunaan empat transponder lainnya akan diserahkan kepada negara.
BRI saat ini masih membahas asuransi satelit tersebut. Namun BRI menegaskan
premi asuransi cukup rendah karena perusahaan yang mereka gandeng memiliki
rekam jejak peluncuran satelit yang cukup baik. BRIsat rencananya akan
diorbitkan di 150,5° derajat bujur timur oleh peluncur Ariane 5 pada kuartal
II/2016 dari Guiana Space Center, Europe’s Spaceport di Kourou, French Guiana.
Satelit ini memiliki usia desain lebih dari 15 tahun. Berat satelit ini
mencapai 3.500 kg.
BRIsat akan menyediakan sarana
komunikasi untuk 9.800 kantor BRI dan lebih dari 100.000 gerai channel. Meski
sudah memiliki satelit sendiri BRI tetap akan menyewa transponder lain sebagai
cadangan. Sofyan juga menegaskan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan
perusahaan lain karena hanya sekitar 30 transponder yang akan dipakai BRI.
Proses desain final dan pembuatan satelit BRIsat akan dilakukan di pabrik SSL
yang terletak di Palo Alto California, Amerika Serikat. Pembuatan satelit ini
diperkirakan memakan waktu 26 bulan sejak tanggai efektif kontrak. Satelit ini
akan menjangkau wilayah layanan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, Asia
Timur, sebagian Pasifik dan Australia bagian barat. BRIsat akan memiliki 36 x
36 MHz transponder C-band dan 9 x 72 MHz Ku-band.
BRI mengklaim akan menghemat dana hingga
Rp200 miliar per tahun jika memiliki satelit sendiri. Selama ini BRI
mengeluarkan dana hingga Rp500 miliar per tahun untuk biaya komunikasi. “Yang
pasti efisiensi luar biasa, belum lagi pertumbuhan penabung baru,” ujar
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Sofyan Basir seusai
penandatanganan kontrak program satelit BRI, Senin (28/4). Dia menambahkan
jumlah transaksi e-hannel BRI saat ini mencapai 16 juta kali. Dalam 5 menit
rata-rata terjadi 60.000 transaksi. Dia optimistis dengan
kepemilikan satelit ini bisnis e-channel BRI akan tumbuh minimal 15%. Kemarin
BRI resmi menandatangani perjanjian kerja sama program satelit BRIsat dengan
Space System/Loral (SSL) asai Amerika Serikat dan Arianespace dari Prancis
sebagai pemenang pengadaan satelit. Acara tersebut juga dihadiri Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring,
dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengatakan peluncuran BRIsat merupakan bagian dari sejarah karena BRI adalah
bank pertama di dunia yang memiliki satelit. “Intinya BRI harus menjadi bank
paling depan untuk mewujudkan financial inclusion untuk menyalurkan kredit
usaha rakyat agar usaha mikro kecil menengah berkembang dan menjangkau kalangan
masyarakat sampai di pelosok Tanah Air,” ujarnya. Kemudian mengutip pernyataan
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Lokasi
BRIsat adalah orbit terbaik. Di orbit ini mestinya hanya bisa diisi 360
satelit, karena mereka harus dideretkan di tiap derajat dari 360 derajat
keliling bumi. Orbit ini jadi rebutan semua negara. Saking banyaknya negara yang mengincarnya
sampai-sampai kompromi harus dilakukan. Di lokasi yang mestinya diisi 360
satelit itu kini sudah diisi lebih dari 900 satelit! Alangkah padatnya.
Alangkah berjejalnya. Betapa penuhnya orbit itu. Satelit dari seluruh dunia.
Itulah sebabnya apa yang dilakukan BRI ini
sungguh heroik! Terlambat sedikit lokasi itu bisa jatuh ke negara lain.
Dengan langkah ini pula BRI bisa menarik
pulang ahli-ahli satelit kita yang selama ini bekerja di luar negeri. Anak-anak
bangsa itu dulunya disekolahkan Pak Habibie ke luar negeri. Lalu tidak pulang
karena kondisi ekonomi kita yang terpuruk. Salah satu di antara mereka adalah Dr Ir Meiditomo
Sutyarjoko, MSEE. Dia benar-benar ahli satelit yang dipercaya oleh dunia maju.
Suatu hari, dua tahun lalu, Meiditomo liburan ke Jakarta. Dia memperkenalkan
diri kepada saya. Meiditomo mengatakan suatu saat nanti Indonesia harus bisa
meluncurkan satelitnya sendiri. Dia merasa mampu.
Meiditomo (adik kandung ahli nuklir kita
Yudiutomo Imarjoko, Dirut PT Batantek) juga sudah melakukan studi di pantai
mana di Indonesia ini yang terbaik untuk tempat peluncuran satelit. Lokasi itu, kata Meiditomo "terbaik di
dunia". Dia lantas menyebutkan nama lokasi yang ternyata sudah pernah saya
kunjungi. "Lurus langsung menuju orbit," katanya. Kita punya lokasi
peluncuran satelit yang posisinya terbaik di dunia! Kini ada satu tim ahli satelit bangsa sendiri yang
pulang ke Indonesia. Mereka menjadi pegawai Bank BRI. BRIsat memang akan dikelola
BRI sendiri. Bukan dikelola, misalnya, anak perusahaan. "Kami ingin satelit ini tidak pernah
dijual," kata Sofyan Basyir. "Kalau dimiliki anak perusahaan
bisa-bisa nanti ujung-ujungnya dijual," tambahnya.
REFERENSI :
-
bisnis.com
-
detikfinance.com
(dahlan iskan:2014)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking