Mahasiswa dalam Napak Tilas sejarah : Quo Vadis Agent Of Change hari ini ?
….mahasiswa
Indonesia berperan ibaratnya seorang resi (guru agama yang ahli bela diri—pen)
atau seorang sheriff yang turun ke kota menyelamatkan rakyatnya ketika
bandit-bandit datang dan mengancam keselamatan kota. Setelah bandit-bandit
tersebut tewas atau melarikan diri, maka resi atau sheriff pergi meninggalkan
kota tersebut dan kembali ke tempat tinggalnya.(Soe Hok Gie: Catatan Harian
Seorang Demonstran. 1967:…..)
Sejarah telah membuktikan, mahasiswa memiliki peranan
yang sangat penting dalam perjalanan perubahan sosial politik bangsa ini.
Berawal dari kebangkitan nasional tahun 1908, sumpah pemuda tahun 1928,
proklamasi kemerdekaan tahun 1945, penumbangan rezim orde lama tahun 1966 serta
penumbangan rezim orde baru tahun 1998 menampakkan bahwa pemuda khususnya
mahasiswa senantiasa menjadi motor dan pengawal perubahan pada era tersebut.
Peta sejarah gerakan
mahasiswa di Indonesia memang selalu menarik untuk disimak, pasalnya, sejarah
gerakan mahasiswa selalu diikuti dengan sejarah perubahan konstelasi politik di
tanah air. Dalam makna praktis, gerakan
mahasiswa selalu memberi pengaruh pada situasi politik nasional, selain itu
munculnya gerakan mahasiswa sering diidentikkan sebagai gerakan yang
menempatkan kekuatan moral sebagai garda depan
(avant garde) pendobrak status quo. Misalnya pada saat berdirinya Budi
Utomo tahun 1908, semangat sumpah pemuda tahun 1928, tuntutan proklamasi
kemerdekaan tahun 1945, suksesi kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru oleh
angkatan “66, dan terakhir gerakan reformasi tahun 1998. Semuanya menjadi bukti
tentang peran mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat (agent social
of change).
Phillip G. Altbatch (1988) seorang pemerhati
gerakan mahasiswa di dunia, menekankan dua fungsi gerakan mahasiswa sebagai
proses perubahan, yaitu menumbuhkan perubahan sosial dan mendorong perubahan
politik. Menurut Albatch, pada umumnya gerakan politik mahasiswa pecah apabila
ketidakpuasan mahasiswa terjalin dengan keresahan masyarakat.
Samuel Huntington pernah mengatakan bahwa mahasiswa
adalah “the universal opposition” terhadap negara. Dalam proses
perubahan yang terus-menerus, sejarah gerakan mahasiswa adalah kumpulan
heroisme dan gejolak idealisme yang diwarnai kisah-kisah keberanianan dan
pengorbanan. Sebagai kumpulan orang-orang muda, mereka secara baik menampilkan
kritisme, progresivitas, juga egoisme yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
bangsa yang sedang sakit. Bagaimana definisi oposisi permanen yang dimaksud ?
Pertama, memantau semua kebijakan pemerintah. Semua kebijakan
pemerintah yang berdasarkan kajian merugikan masyarakat serta mengandung aspek
kebatilan, akan digugat.
Kedua, meskipun menggugat kebijakan pemerintah, tidak ada
pretensi untuk menduduki sebuah jabatan politik tertentu karena gerakan
mahasiswa anti kemapanan. Ciri utama dari gerakan mahasiswa adalah pada
dinamika geraknya. Ketika seseorang telah menduduki jabatan politik tertentu,
dia bukan lagi aktivis mahasiswa.
Ketiga, permanen artinya terus-menerus melakukan kaderisasi
serta penguatan internal organisasi agar seterusnya generasi-generasi barunya
di gerakan mahasiswa terus berkiprah sebagai pengawas, pengontrol serta perubah
kebijakan pemerintah demi perbaikan sistem dan tatanan kehidupan bangsa.
Realita hari ini memang sungguh menggulirkan
ironisme yang miris mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change yang sangat
menentang bentuk militerism e, otoritarianisme, berbagai bentuk premanisme
kekuasaan justru tidak sejalan dengan konsepsi yang mereka pegang, cara-cara
pengartikulasian aspirasi telah keluar jauh dari koridor moral yang mereka
pegang sebagai cendekia kawah candradimuka. Suatu progress yang minus, jika
kita berkaca pada sejarah bangsa ini yang selalu menempatkan pergerakan mahasiswa
sebagai actor utama sejarah perubahan social politik negeri ini dengan semangat
radikal dan anti kompromis mereka mendorong perubahan status quo.
Semuanya itu kini hanya seolah cerita manis masa
lalu yang tidak menjadi rentetan bagian sejarah yang sama, terindikasi sebagai
dua kutub yang diametrical. Seolah gerakan mahasiswa hanya menjadi pemicu
turbulensi social dan bersifat euphoria sesaat yang entah datang dari mana dan
entah hendak menuju kemana. Apakah
Pada akhirnya kita semua
berharap bahwa di masa depan gerakan mahasiswa dalam tujuan apapun di
masyarakat dapat berlangsung secara damai, tertib, egaliter, dan terkonsep
matang. Sehingga tak ada lagi cara kekerasan didalam proses mencapai masyarakat
madani (civil society) demi Indonesia yang lebih baik. Gelombang
suara pembebasan dan pembaharuan harus terlepas dari api amarah membabi buta,
pertumpahan darah antar sesama anak bangsa tidak perlu lagi terjadi, semangat
cinta kasih atas dasar kemanusiaan harus kita galakkan dan kita eratkan
bersama. Kalau perubahan bisa
dilakukan dengan damai dan dialog, mengapa harus memilih cara-cara penuh
konflik dan intrik?.
Hari
ini aku ingat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Soe Hok Gie
Sinar Harapan
18 Agustus 1973
(Tercecer, dan baru diterbitkan kemudian)
Yang berbicara tentang kemerdekaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Soe Hok Gie
Sinar Harapan
18 Agustus 1973
(Tercecer, dan baru diterbitkan kemudian)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking