E-COMMERCE DALAM
PERSPEKTIF TEORITIK
Electronic Commerce (e-Commerce) adalah proses
pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui
jaringan komputer. e-Commercemerupakan bagian dari e-business, di mana
cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup
juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-Commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases),
e-surat atau surat
elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang, dan alat pembayaran untuk e-Commerceini.
Electronic Commerce (e-Commerce) merupakan konsep
baru yang biasanya digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada
World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel, Siegel, 2000 dalam buku M.
Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan
informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King,
Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003). Sedangkan menurut Kalakota dan
Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003)
mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut :
1.
Perspektif Komunikasi : e-Commerce merupakan pengiriman indormasi,
produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan computer atau
sarana eletronik lainnya.
2. Perspektif
Proses Bisnis : e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju
otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3.
Perspektif Layanan: e-Commerce merupakan salah satu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service
cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
4. Perspektif
Online: e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan
informasi di internet dan jasa online lainnya.
Penggolongan e-Commerce yang
lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto
(2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan :
1.
Business to business (B2B)
2.
Business to Consumer (B2C)
3.
Consumer to Consumer (C2C)
4.
Consumer to Business (C2B)
E-Commerce adalah membeli atau menjual produk
atau jasa melalui media elektronik, salah satunya adalah melalui media
internet. Melalui e-Commerce ini pelanggan tidak perlu lagi datang ke
sebuah toko untuk membeli barang yang diinginkan tetapi pelanggan dapat secara
langsung memesan barang mereka melalui internet. Selain lebih mudah
penerapannya, dalam segi biaya juga bisa di katakan murah, berbisnis di
internet juga efisien terhadap waktu. Meskipun demikian,
istilah e-Commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5
perspektif (Phan, 1998; Tabel 1):
Tabel
1. Perspektif Mengenai E-Commerce
PERSPEKTIF
|
DEFINISI
E- COMMERCE
|
FOKUS
|
On-line
Purchasing Pespective
|
Sistem
yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui
internet dan jasa online lainnya.
|
Transaksi
online
|
Digital
Communication Perspective
|
Sistem
yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, jasa dan pembayaran
online
|
Komunikasi
secara elektronis
|
Service
Perspective
|
Sistem
yang memungkinka upaya
menekan
biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan
meningkatkan kecepatan penyampaian jasa
|
Efisiensi
dan layanan pelanggan
|
Business
Process Perspective
|
Sistem
yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja
|
Otomatisasi
proses bisnis
|
Market-of-one
Perspective
|
Sistem
yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa untuk diadapatasikan
pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien
|
Process
customization
|
Sumber:
diolah dari Phan (1998).
a.
Tujuan dari aplikasi e-Commerce adalah :
1. Customer/pelanggan
yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses
internet dan interface-nya menggunakan web browser.
2. Menjadikan
portal e-Commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, akan
tetapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis
komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai
pusat informasi (release, product review, konsultasi)
3. Pengelolaan
yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan
virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah), Dinamis, Informatif dan
komunikatif
4. Informasi
yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
5.
Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
Dalam
banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, akan tetapi dengan adanya tim manajemen yang
handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi
bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang
bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1.
Menyediakan harga kompetitif
2.
Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.
Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
5.
Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
7.
Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa
aplikasi umum yang berhubungan dengan e-Commerce adalah:
E-mail
dan Messaging
Content
Management Systems
Dokumen,
spreadsheet, database
Akunting
dan sistem keuangan
Informasi
pengiriman dan pemesanan
Pelaporan
informasi dari klien dan enterprise
Sistem
pembayaran domestik dan internasional
Newsgroup
On-line
Shopping
Conferencing
Online
Banking
b.
Kunci sukses dalam e-commerce
Dalam
banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang
handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi
bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang
bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1.
Menyediakan harga kompetitif
2.
Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.
Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.
Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5.
Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6.
Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan
lain-lain.
7.
Mempermudah kegiatan perdagangan.
Penggunaan
dan manfaat e-Commerce dalam bisnis di sebuah Perusahaan:
Manfaat
yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan
memperlihatkan bahwa e-Commerce dapat memberikan manfaat :
1.
Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat
penggunaan e-Commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru
dikemukakan oleh Hamill da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan
Novak, 2000. Digunakannya e-Commerce memungkinkan perusahaan tersebut
mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun
pasar luar negeri.
2.
Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel &
Storey, 1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan
ebanking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga
akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan
dengan teknologi lama.
3.
Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-Commerce memungkinkan
perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih
personal sehingga dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce
dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh,
1998.
4.
Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel &
Storey, 1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan
memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup
ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.
c.
Permasalahan Mengimplementasikan Electronic Commerce di UMKM.
Manfaat
dari e-Commerce bagi konsumen diantaranya dapat melayani transaksi 24
jam disetiap lokasi, memberikan banyak pilihan pada pelanggan, menyediakan
produk yang tidak mahal dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan
pembandingan secara tepat, pengiriman menjadi cepat, partisipasi dalam
pelayanan maya (virtual action), dapat berinteraksi dengan pelanggan lain dan
memudahkan persaingan. Manfaat e-Commerce bagi masyarakat diantaranya
dapat memungkinkan untuk bekerja dirumah, terbatasnya jumlah barang yang
dijual, dapat menikmati produk atau jasa yang susah dipasarkan, memfasilitasi
layanan public seperti perawatan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
Dengan
adanya berbagai keuntungan e-Commerce, maka ada juga keterbatasannya dengan
kategori teknis dan nonteknis.
Keterbatasan
Teknis, meliputi:
1.
Adanya kekurangan sistem keamanan, kehandalan,
2.
Standard dan beberapa protokol komunikasi.
3.
Adanya bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi.
4.
Adanya pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan berubah
dengan cepat.
5.
Sulit menyatukan perangkat lunak internet dan e-Commerce dengan
aplikasi dan database yang ada sekarang ini.
6.
Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur
lainnya selain server jaringan.
7.
Beberapa perangkat lunak e-Commerce mungkin tidak cocok bagi hardware
tertentu.
Keterbatasan
Nonteknis, meliputi:
Biaya
dan Justifikasi
Sekuritas
dan Privasi
3.
Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai
Pelanggan
tidak percaya bila tanpa melihat wajah penjual yang mereka kenal.
1.
Tidak adanya sentuhan dan rasa hubungan secara on line.
2.
Banyak isu hukum yang belum terpecahkan
3. e-Commerce sebagai
disiplin baru masih mencari bentuk dan sedang berkembang dengan cepat.
4. e-Commerce dapat
menimbulkan jarak hubungan relasi manusia.
5.
Keteraksesan internet masih merupakan hal yang mahal atau tidak cocok bagi
pelanggan potensial.
Namun
dari beberapa manfaat e-Commerce yang besar ini terhalangi oleh
beberapa kendala seperti sekuritas dan metode pembayaran.
Hasil
penelitian menunjukkan, bahwa praktek pengenaan pajak dalam perdagangan
elektronis belum sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak dapat
memaksimalkan penerimaan pajak dari perdagangan elektronis.
Adapun
kendala yang dihadapi, dan merupakan sebuah tantangan bagi kita sekarang ini
adalah mengenai sekuritas dan metode pembayaran. Yang belum siap dalam sistem
pemasaran online ini adalah cara bayar transaksi di Indonesia, yang dalam hal
ini hanya bisa dijalankan dengan menggunakan cara manual melalui ATM atau
transfer bank, tidak bisa menggunakan cara bayar otomatis seperti Paypal atau
lainnya. Kendala penerapan e-Commerce di Perusahaan yang ada
Indonesia :
1.
Orang Indonesia masih belum terbiasa dengan belanja online
2.
Infrastruktur bank dan aturan belum siap
3.
Akses Internet belum mencakup seluruh daerah
4.
Pemilik komputer masih terbatas
Dengan
perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut akan semakin
terkendali untuk masa yang akan datang.
5. Pembahasan
Penerapan e-Commerce di UMKM
Implementasi e-Commerce menuntut
pergeseran paradigma secara fundamental, dari yang
semula marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara
penjual dan pembeli menjadi marketspace yang mengandalkan transaksi
elektronik. Dalamtraditional marketplace, lalu lintas informasi, produk/jasa,
dan pembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, model bisnis
yang berlaku adalah geographic business model. Sebaliknya, dalam
dunia virtual marketplace, aliran informasi produk, proses komunikasi
antara produsen dan konsumen, distribusi barang/jasa dan transaksi berlangsung
dalam dunia maya/virtual.
E-Commerce merupakan
satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan
perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
M. Suyanto (2003) mengatakan, e-Commerce (EC) merupakan konsep baru
yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World
Wide Web internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau
pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk
internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997)
mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut:
1.
Dari perspektif komunitas, e-Commerce merupakan pengiriman informasi,
produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau
sarana elektronik lainnya.
2.
Dari perspektif proses bisnis, e-Commerce merupakan aplikasi
teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3.
Dari perspektif layanan, e-Commerce merupakan satu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost
ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4.
Dari perspektif on line, e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual
beli produkdan informasi di internet dan jasa on line
lainnya. E-Commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tingkat
digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000)
mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan
dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran
aktif yang didasari rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan
strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya strategi
adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya
sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991).
Membangun
dan mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce bukanlah merupakan
sebuah proses atau program “instant”, namun merupakan suatu sistem yang
perlahan-lahan berkembang terus-menerus sejalan dengan perkembangan perusahaan.
Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar yang memilih jalan evolusi dalam
memperkenalkan dan mengembangkan E-Commerce di perusahaannya.
Mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce tidak semudah atau
sekedar mempergunakan sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih kepada
pengenalan sebuah prosedur kerja baru (transformasi bisnis). Tentu saja
perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan, terutama yang
berhubungan dengan budaya kerja dan relasi dengan rekanan maupun pelanggan
(Fingar, 2000):
Sistem E-Commerce melibatkan
arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang akan terus berkembang
sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi pengembangan dan
penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup perusahaan; dan
Mengembangkan
sistem E-Commerce secara perlahan dan bertahap secara tidak langsung
menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi perusahaan.
Hal
pertama yang baik untuk dilakukan adalah menyamakan
visi E-Commercediantara seluruh manajemen perusahaan melalui berbagai
pendekatan formal maupun informal.
Jajaran
Direksi dan Manajemen Senior harus memiliki visi yang jelas dan tegas, dan
dipahami oleh seluruh perangkat perusahaan untuk menghasilkan persamaan
persepso di dalam perkembangan implementasi E-Commerce. Visi yang jelas
juga diharapkan akan mengurangi berbagai hambatan-hambatan
atau resistansi yang mungkin timbul karena tidak didukungnya program
tersebut oleh jajaran manajemen atau staf perusahaan yang ada.
Mensosialkan
visi E-Commerce di perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara,
seperti pelatihan formal, diskusi/rapat bulanan, seminar, diskusi dan tanya
jawab, dan lain sebagainya. Visi E-Commerce ini harus pula
disosialkan di kalangan rekanan bisnis dan para pelanggan, karena walau
bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang secara langsung atau tidak
langsung akan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan
implementasi E-Commerce.
Langkah
berikutnya adalah melakukan koordinasi antara berbagai pihak yang akan
membangun sistem E-Commerce bersama perusahaan terkait. Pihak-pihak
tersebut misalnya: rekanan bisnis (seperti pemasok dan distributor), vendor
teknologi informasi, pelanggan, bank (penyedia jasa kartu kredit), pihak
asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi ini adalah pengembangan
sebuah kerangka kerja sama yang disepakati bersama, sehingga dalam perjalanan
implementasinya, E-Commerce tidak mendapatkan gangguan yang berarti.
Seluruh pihak-pihak dalam “konsorsium” ini harus menyadari bahwa mereka semua
berada dalam sebuah ekosistem E-Commerce, dimana sistem yang ada baru akan
berjalan secara baik jika masing-masing komponennya memiliki kinerja yang baik
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tahap
berikutnya merupakan sebuah fase yang cukup sulit, karena diperlukan suatu
pemahaman yang baik terhadap apa yang disebut sebagai metoda pendekatan sistem
(system thinking). Penggabungan proses bisnis beberapa perusahaan dengan
menggunakan kerangka E-Commerce tidak sekedar menghubungkan satu
divisi dengan divisi lain dengan menggunakan perangkat telekomunikasi dan
komputer, tetapi lebih jauh merupakan suatu usaha membentuk sistem bisnis yang
lebih besar dan luas (internetworking). Pemahaman mengenai perilaku sebuah
sistem, yang terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang saling terkait dan
terintegrasi merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang
bertanggung jawab terhadap sistem tersebut. Tahap ini memiliki tujuan untuk
mengadakan suatu analisa terhadap hal-hal pokok berkaitan dengan prinsip-prinsip
dasar bisnis setelah lingkungan kerjasama baru antar perusahaan terbentuk,
seperti:
Menentukan
model bisnis yang akan diterapkan di dalam E-Commerce;
Mendefinisikan
segmen pasar dan tipe pelanggan yang akan menjadi target;
Menyusun
kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi pelanggan;
Membagi
tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang berkerja sama;
Mengusulkan
pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru tersebut; dan lain
sebagainya.
Setelah
media infrastruktur E-Commerce selesai dibangun, tahap berikutnya
adalah menentukan proyek percontohan atau proyek awal (pilot project) yang akan
diuji coba dan diimplementasikan. Prinsip “don’t run before you can walk”
merupakan pedoman pemikiran yang biasa dipergunakan dalam skenario implementasi
teknologi informasi secara evolusi ini. Diharapkan dari pilot project ini dapat
dilihat seberapa “feasible” konsep-konsep model bisnis yang telah dirancang
dapat memenuhi objektif yang dikehendaki. Berdasarkan hasil evaluasi dan fakta
yang terjadi selama pilot project dirancang dan diimplementasikan, berbagai
perbaikan konsep dilakukan dan dimatangkan.
Hal
terakhir dalam siklus yang harus dilakukan adalah pembentukan tim penanggung
jawab program pengembangan dan implementasi E-Commerce. Hampir semua
pengembangan sistem E-Commerce dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan proyek (project management), dimana tim terkait harus berhadapan
dengan portofolio program-program pengembangan E-Commerce yang
beragam dan bertahap. Yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan adalah
suatu kenyataan bahwa tim penanggung jawab pengembangan dan
implementasi E-Commerce tidak hanya harus terdiri dari mereka yang
memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai, tetapi mereka haruslah merupakan
pekerja-pekerja waktu penuh (full time); atau dengan kata lain, mereka tidak
boleh terpecah fokusnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam
perusahaan.
Di
dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara
natural akan kembali ke siklus analisa kesempatan
bisnis e-Commerce (inter-enterprise assessment). Dalam kerangka
inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dane-Commerce akan
berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
a. Keuntungan UMKM Menggunakan E-Commerce
Ada
sejumlah alasan mengapa perusahaan memasang iklan di internet. Alasan pertama
karena para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu
media iklan harus mengikutinya dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun
adalah untuk menjangkau target audiensnya secara efektif dan efisien. Para
pengiklan mengakui bahwa mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan
pemasarannya untuk terus mengejar peningkatan jumlah orang yang menghabiskan
waktu didepan komputer on line, karena biasanya dia meninggalkan media yang
lain. Alasan lain mengapa periklanan pada e-Commerce berkembang
demikian pesat adalah:
1.
Iklan dapat di update setiap waktu dengan biaya minimal, oleh karena itu iklan
iklan di intenet selalu bisa tampil baru.
2.
Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam
hitungan global.
3.
Iklan on line kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, Koran atau
radio.
4.
Iklan pada e-Commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi
teks, audio, grafik dan animasi.
5.
Manfaat internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya.
6.
Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok
tertentu atau perorangan.
Tujuan
periklanan harus ditetapkan berdasarkan keputusankeputusan sebelumnya mengenai
pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Perusahaan yang
sudah bonafit serta menerapkan teknologi yang ada sangat membutuhkan pemasaran
yang jaringannya luas. Maka cocok jika menggunakan e-Commerce yang
merupakan salah satu sarana pemasaran yang jangkauannya luas bakan sampai
seluruh dunia. Beberapa keunggulan e-Commerce dapat dipegang oleh
perusahaan yang tidak memaksakan kekuatan potensialnya dengan memahami
keunggulan perdagangannya untuk konsumen maupun untuk dunia bisnis.
Data
dan Fakta saat ini penggunaan teknologi Internet begitu pesat, ini sangat
mendorong kemajuan dari E-Commerce. Hal ini juga terjadi pada pengguna di
Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai situs web jejaring sosial, blog,
Portal, Forum, dll.
b. Keberhasilan
Manajemen di Perusahaan dengan e-Commerce
Era
Kity Hawk mengatakan, Pada tahun 1997, keseluruhan volume penjualan
transaksi bisnis dilakukan dengan on line. Forrester research di
perusahaan bahwa e-Commerce akan meledak $327 milyar pada tahun 2000
dengan jumlah kenaikan 233% dari tahun 1997, karena e-Commerce dapat
berpengaruh terhadap keunggulan perdagangan dan baik untuk konsumen maupun
dunia bisnis. Ada beberapa kreteria dalam melakukan penggunaan ecommerce,
yaitu:
1.
Kenyamanan, berdasarkan Survey terakhir Forrester research bahwa belanja secara
on line akan lebih nyaman.
2.
Penghematan, dunia bisnis besar yang sudah ada seperti Dell Computer
Corporation and General Electric menggunakan internet untuk menghubungkan
pemasok, pabrik, penyalur dan pelanggan secara on line.
3.
Pilihan seleksi, batas dunia usaha sama juga batas web karena tidak dibatasi
oleh batas-batas fisik.
4.
Personalisasi, Kemampuan komputer dalam memilih informasi untuk ditangkap web
dunia bisnis supaya dapat mempersonalisasi punsak penjualan mereka dan bahkan
produk-produk mereka.
Keberhasilan
dari suatu perekonomian nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan
periklanan guna menunjang usaha penjualan yang menentukan kelangsungan hidup
industri, terciptanya lapangan pekerjaan serta adanya hasil yang mengutungkan
dari seluruh uang yang diinvestasikan. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa
Negara-negara maju ataupun perusahaan-perusahaan top dunia senantiasa di iringi
oleh kegiatan periklanan yang gencar. 50 perusahaan top dunia mengeluarkan
biaya periklanan sebesar 49,3 milyar dolar untuk 56 negara pada tahun 1996.
Beberapa diantaranya dibelanjakan lewat iklan di internet. Sedangkan di negara-negara
dunia ketiga dan Rusia yang ekonominya masih lemah dan kegiatan periklanan
masih berada pada taraf minimum, lapangan kerja sulit dan investasi tidak mudah
mendapatkan keuntungan.
c. Kerangka e-Commerce
Aktivitas
bisnis selalu membutuhkan tempat, maka jelaslah bahwa
aplikasi e-Commerce dibangun diatas infrastruktur teknologi yang
ada. e-Commerce bukan hanya dibangun diatas situs web saja,
sesungguhnya lebih dari itu. Pada gambar 3.1 berikut ini akan menunjukkan bahwa
aplikasi e-Commerce ditopang oleh berbagai infrastruktur, sedang
implementasinya tidak lepas dari 4 wilayah utama yang ditunjukkan dengan 4
pilar penyangga, yaitu:
(1)
Manusia, (2) Kebijakan public,
(3)
Standar Pemasaran dan Periklanan
(4)
rotokoler teknis, persediaan, serta temasuk didalamnya adalah organisasi lain.
Manajemen e-Commerce yang akan mengkoordinasikan aplikasi, infrastruktur dan pilar-pilarnya. Aplikasi e-Commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan, keuangan asuransi, mall, pemasaran dan periklanan on line, pwlayanan pelanggan, lelang, travel, hardware dan software PC.
Manajemen e-Commerce yang akan mengkoordinasikan aplikasi, infrastruktur dan pilar-pilarnya. Aplikasi e-Commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan, keuangan asuransi, mall, pemasaran dan periklanan on line, pwlayanan pelanggan, lelang, travel, hardware dan software PC.
d. Segmentasi
dalam Pemasaran e-Commerce
Segmentasi
pasar merupakan usaha untuk meningkatkan ketetapan pemasaran perusahaan. Titik
awal dari pembahasan segmentasi adalah pemasaran massal, dalam hal ini penjual
menjalankan produksinya dengan massal. distribusi massal atau suatu produk bagi
semua pembeli (menurut Regis Mc. Kena). Argumen penciptaan pasar massal
merupakan daya menciptakan pasar potensial terbesar, yang akan menghasilkan biaya
yang lebih rendah sehingga harus memilih banyak untuk belanja baik di mall
raksasa, toko-toko, jaringan belanja dari rumah maupun toko virtual di
internet. Segmentasi pasar untuk pemasaran produk konsumen , variable
segmentasi utama adalah geografi, demografi, psikografi, perilaku, dan manfaat.
e. Langkah-langkah
dalam Strategi e-Commerce
Periklanan,
promosi dan publikasi adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual
untuk mengkomunikasikan informasi secara persuatif (tentang produk ide, barang,
jasa) ataupun organisasi merupakan alat komunikasi yang kuat. M.Suyanto (2000),
berpendapat bahwa strategi perikalanan pada e-Commerce (internet)
merupakan proses
5
tahap yang dikenal dengan 5M, yang terdiri dari:
1)
Penetapan tujuan (mission)
2)
Keputusan tentang anggaran (money)
3)
Keputusan pesan (message)
4)
Penetapan media, dan
5)
Evaluasi mengenai kampanye
(measurement)
f. Pemasaran e-Commerce
Dampak
perumusan pemasaran e-Commerce sebagai berikut:
1.
Promosi e-Commerce dapat mempertinggi produk dan layanan melalui
kontak langsung, kaya informasi dan interaksi dengan pelanggan.
2.
Saluran pemasaran baru menciptakan saluran distribusi bagi produk yang ada
sehingga banyak peluang menjangkau pelanggan dengan sifat komunikasi
secaralangsung dan dua arah.
3.
Penghematan langsung dalam pengiriman informasi kepada pelanggan.
4.
Pengurangan cycle time, pengiriman produk dan pelayanan digital dapat dikurangi
hingga hanya dalam hitungan detik untuk sampai ke tujuan.
Penetapan Tujuan Penetapan Anggaran Keputusan Pesan Evaluasi Penetapan tujuan.
Penetapan Tujuan Penetapan Anggaran Keputusan Pesan Evaluasi Penetapan tujuan.
5.
Layanan konsumen ditingkatkan dengan cara pelanggan menemukan informasi detail
secara on line.
6.
Citra merk perusahaan, dalam web pendatang baru bias membangun citra perusahaan
dengan cepat.
6.Penutup
Dengan
menggunakan e-Commerce kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang
meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi baik, menemukan partner
bisnis baru, proses menjadi sederhana dan waktu dapat dipadatkan, dapat
meningkatkan produktivitas, akses informasi menjadi cepat, penggunaan kertas
dapat dihindari, biaya transportasi berkurang dan fleksibilitas bertambah.
Faktor trust merupakan
salah satu faktor kritis dalam e-Commerce, terutama menyangkut competence
trust dan goodwill trust. Oleh karena itu dibutuhkan tiga faktor
utama dalam rangka membangun dan mempertahankan trust, yaitu kepuasan
pelanggan, reputasi dan itikad baik pemasok, serta pengakuan dari pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Richardus
Eko Indrajit, “Electronic Commerce: Konsep dan Strategi Bisnis di
Dunia Maya” Elex Media Komputindo tahun 2001.
Michael
S. Sunggiardi, 2009 Kiat kiat pemasaran Kiat-Online untuk UKM,, Seminar UKM
25 Nopember 2009
Indra
Setia Wati, 2011 Jurnal “Penerapan E-Business di Indonesia”.
Drw,
2011 Jurnal “Strategi dan Kebijakan Pengembangan E-Business di Indonesia”
M.
Suyanto, 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia,
Andi Yogyakart
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking