Woensdag 15 Oktober 2014

Progresivitas Teknologi Informasi Dan SIM : BRIsat, Peluang Financial Inclusion dan Cerita Tentang Nasionalisme

Progresivitas Teknologi Informasi Dan SIM : BRIsat, Peluang Financial Inclusion dan Cerita Tentang Nasionalisme
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Space System/Loral, LCC dari Amerika Serikat dan Arianespace dari Prancis. Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka peluncuran satelit BRI.  Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, peluncuran satelit tersebut dilakukan untuk memperkuat jaringan BRI. Selain itu, adanya anjuran dari presiden RI tentang pentingnya penerapan financial inclusion.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yakin program satelit Brisat akan memperkuat kemampuan BRI dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan financial inclusion di Indonesia. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan pengembangan jaringan perbankan di Indonesia memiliki karakter yang khusus dibandingkan dengan negara besar lain. Dia mengklaim kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan menyulitikan pembangunan jaringan informasi perbankan berbasis kabel seperti di China atau India.  Hal tersebut menjadikan sambungan satelit sebagai sistem yang paling efisien untuk meningkatkan jaringan bisnis perbankan ke seluruh penjuru Tanah Air.
"Kebutuhan jaringan telekomunikasi berbasis satelit akan terus meningkat, terlebih bagi BRI yang jaringan kerjanya tersebar di seluruh indonesia," kata Sofyan, Senin (28/4/2014). Jumlah jaringan BRI, sampai Desember 2013, telah memiliki lebih dari 9.800 jaringan kerja kantor di seluruh Indonesia. Jaringan kerja tersebut disediakan oleh 9 provider jasa komunikasi, termasuk penyewaan penggunaan 23 transponder satelit komunikasi. Sofyan menambahkan Brisat yang akan diluncurkan BRI pada 1 September 2015 tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan bisnis BRI. Sebagian dari 45 slot transponder di satelit tersebut rencananya dialokasikan untuk kepentingan pemerintah Indonesia seperti pertahanan, pendataan penduduk, dan pertanian.
"Peluncuran satelit juga agar menjangkau lapisan masyarakat, di samping itu sesuai dengan jaringan bisnis perseroan, keberadaan satelit akan menguntungkan bisnis perseroan," katanya di Gedung BRI Jakarta, Senin (28/4/2014). Peluncuran satelit ini, juga untuk mempersiapkan infrastruktur perbankan MEA, pemanfaatan slot orbit, meningkatkan intermediasi, menjaga kualitas, dan lainnya. "BRI melakukan langkah konkret dengan meluncurkan satelit, ini juga untuk manfaat penting untuk pemerintah," tambahnya. Dalam pelaksanaannya, BRI akan bersinergi dengan pemerintah dalam mengoptimalkan penggunaan satelit demi kesejahteraan masyarakat. Sebagai informasi, satelit tersebut bernama BRIsat yang memiliki berat 3.500 kg dengan jumlah transponder 45. Adapun coverage menjangkau Indonesia, ASEAN, Asia Timur, sebagian Pasifik, Australia Barat.
BRI menyiapkan US$250 juta untuk meluncurkan dan mengelola Brisat yang akan ditempatkan di slot orbit 150,5 derajat bujur timur. Perusahaan Amerika Serikat, Space Systems/Loral LLC (SSL) dipercaya untuk memproduksi Brisat, sedangkan peluncuran satelit akan dilakukan oleh perusahaan Perancis, Arianespace. Sofyan mengatakan dari alokasi dana sebesar USS250 juta untuk pengadaan satelit masih tersisa sekitar US$20 juta. Satelit tersebut memiliki transponder sebanyak 54 ekuivalen. Penggunaan empat transponder lainnya akan diserahkan kepada negara. BRI saat ini masih membahas asuransi satelit tersebut. Namun BRI menegaskan premi asuransi cukup rendah karena perusahaan yang mereka gandeng memiliki rekam jejak peluncuran satelit yang cukup baik. BRIsat rencananya akan diorbitkan di 150,5° derajat bujur timur oleh peluncur Ariane 5 pada kuartal II/2016 dari Guiana Space Center, Europe’s Spaceport di Kourou, French Guiana. Satelit ini memiliki usia desain lebih dari 15 tahun. Berat satelit ini mencapai 3.500 kg.
BRIsat akan menyediakan sarana komunikasi untuk 9.800 kantor BRI dan lebih dari 100.000 gerai channel. Meski sudah memiliki satelit sendiri BRI tetap akan menyewa transponder lain sebagai cadangan. Sofyan juga menegaskan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain karena hanya sekitar 30 transponder yang akan dipakai BRI. Proses desain final dan pembuatan satelit BRIsat akan dilakukan di pabrik SSL yang terletak di Palo Alto California, Amerika Serikat. Pembuatan satelit ini diperkirakan memakan waktu 26 bulan sejak tanggai efektif kontrak. Satelit ini akan menjangkau wilayah layanan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, Asia Timur, sebagian Pasifik dan Australia bagian barat. BRIsat akan memiliki 36 x 36 MHz transponder C-band dan 9 x 72 MHz Ku-band.
BRI mengklaim akan menghemat dana hingga Rp200 miliar per tahun jika memiliki satelit sendiri. Selama ini BRI mengeluarkan dana hingga Rp500 miliar per tahun untuk biaya komunikasi. “Yang pasti efisiensi luar biasa, belum lagi pertumbuhan penabung baru,” ujar Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Sofyan Basir seusai penandatanganan kontrak program satelit BRI, Senin (28/4). Dia menambahkan jumlah transaksi e-hannel BRI saat ini mencapai 16 juta kali. Dalam 5 menit rata-rata terjadi 60.000    transaksi. Dia optimistis dengan kepemilikan satelit ini bisnis e-channel BRI akan tumbuh minimal 15%. Kemarin BRI resmi menandatangani perjanjian kerja sama program satelit BRIsat dengan Space System/Loral (SSL) asai Amerika Serikat dan Arianespace dari Prancis sebagai pemenang pengadaan satelit. Acara tersebut juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan peluncuran BRIsat merupakan bagian dari sejarah karena BRI adalah bank pertama di dunia yang memiliki satelit. “Intinya BRI harus menjadi bank paling depan untuk mewujudkan financial inclusion untuk menyalurkan kredit usaha rakyat agar usaha mikro kecil menengah berkembang dan menjangkau kalangan masyarakat sampai di pelosok Tanah Air,” ujarnya. Kemudian mengutip pernyataan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Lokasi BRIsat adalah orbit terbaik. Di orbit ini mestinya hanya bisa diisi 360 satelit, karena mereka harus dideretkan di tiap derajat dari 360 derajat keliling bumi. Orbit ini jadi rebutan semua negara. Saking banyaknya negara yang mengincarnya sampai-sampai kompromi harus dilakukan. Di lokasi yang mestinya diisi 360 satelit itu kini sudah diisi lebih dari 900 satelit! Alangkah padatnya. Alangkah berjejalnya. Betapa penuhnya orbit itu. Satelit dari seluruh dunia. Itulah sebabnya apa yang dilakukan BRI ini sungguh heroik! Terlambat sedikit lokasi itu bisa jatuh ke negara lain.
Dengan langkah ini pula BRI bisa menarik pulang ahli-ahli satelit kita yang selama ini bekerja di luar negeri. Anak-anak bangsa itu dulunya disekolahkan Pak Habibie ke luar negeri. Lalu tidak pulang karena kondisi ekonomi kita yang terpuruk. Salah satu di antara mereka adalah Dr Ir Meiditomo Sutyarjoko, MSEE. Dia benar-benar ahli satelit yang dipercaya oleh dunia maju. Suatu hari, dua tahun lalu, Meiditomo liburan ke Jakarta. Dia memperkenalkan diri kepada saya. Meiditomo mengatakan suatu saat nanti Indonesia harus bisa meluncurkan satelitnya sendiri. Dia merasa mampu.
Meiditomo (adik kandung ahli nuklir kita Yudiutomo Imarjoko, Dirut PT Batantek) juga sudah melakukan studi di pantai mana di Indonesia ini yang terbaik untuk tempat peluncuran satelit. Lokasi itu, kata Meiditomo "terbaik di dunia". Dia lantas menyebutkan nama lokasi yang ternyata sudah pernah saya kunjungi. "Lurus langsung menuju orbit," katanya. Kita punya lokasi peluncuran satelit yang posisinya terbaik di dunia! Kini ada satu tim ahli satelit bangsa sendiri yang pulang ke Indonesia. Mereka menjadi pegawai Bank BRI. BRIsat memang akan dikelola BRI sendiri. Bukan dikelola, misalnya, anak perusahaan. "Kami ingin satelit ini tidak pernah dijual," kata Sofyan Basyir. "Kalau dimiliki anak perusahaan bisa-bisa nanti ujung-ujungnya dijual," tambahnya.

REFERENSI :
-          bisnis.com

-          detikfinance.com (dahlan iskan:2014)

Proyek Jokowi-Zuckerberg : Facebook, E-Commerce, dan Peluang Bagi UMKM

Proyek Jokowi-Zuckerberg : Facebook, E-Commerce, dan Peluang Bagi UMKM
Kedatangan CEO Facebook Mark Zuckerberg ke Indonesia menyedot perhatian para netizen. Banyak Tweeple, sebutan pengguna media sosial Twitter, memperbincangkan pria kelahiran 14 Mei 1984 itu. Maka tak heran bila Mark Zuckerberg menjadi trending topic. Banyak netizen berharap, kehadiran Zuckerberg ke Tanah Air membawa perubahan besar yang positif terkait koneksi internet dan kebaikan untuk kemajuan Indonesia.
Dirilis dari media vivanews, Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg menceritakan pengalamannya saat berkunjung di beberapa lokasi di Magelang dan Yogyakarta akhir pekan lalu. Ia mengaku sangat kagum dengan pesona alam Indonesia. Pada kesempatan temu media, Mark ditanyakan mengenai pengalamannya berinternetan di Indonesia. Ditemui di Hotel Four Season, Kuningan Jakarta, Senin, 13 Oktober 2014, Mark mengaku tak ada masalah dengan akses internet selama ia berada di Indonesia sejak akhir pekan lalu. "Itu (internet) bekerja selama beberapa hari saya di sini," ujar Mark yang langsung disambut tawa spontan hadirin.
Mark mengaku koneksi internet lancar saat berada di Candi Borobudur, termasuk saat ia berkunjung ke Yogyakarta. "Saat di candi yang sangat indah itu, tim saya mengambil foto dan mengunggahnya. Dan itu, aksesnya, berjalan cepat," ujarnya. Demikian halnya saat timnya berbagi foto-foto dirinya. Ia mengaku tak menemukan kendala akses internet yang berarti. "Termasuk saat berbagi foto ke orang lain," kata dia. Namun demikian, ia menekankan peluang untuk makin membangun konektivitas. Dikatakannya, memang diperlukan kerja sama dengan beberapa pihak untuk mewujudkan itu semua. "Operator telekomunikasi dan pemerintah perlu kolaborasi untuk mengimplementasikan teknologi yang memudahkan akses internet," ujarnya.
Senin (13/10/2014), Zuckerberg menemui presiden terpilih Jokowi di Balaikota DKI Jakarta dengan mengenakan setelan jas hitam dipadu dasi abu-abu, didampingi 8 orang stafnya. Saat tiba di depan ruang tamu Balaikota, Zuckerberg langsung disambut Jokowi. Zuckerberg menemui Jokowi untuk membicarakan tentang perkembangan internet di Indonesia. Usai pertemuan sekitar 40 menit di Balaikota DKI Jakarta, Jokowi mengajak Zuckerberg blusukan.
"Dalam pertemuan dengan Mark tadi, kita sudah sama-sama membahas mengenai pemanfaatan facebook di Indonesia untuk kedepannya," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat. Menurut dia, kedepannya, penggunaan facebook akan diarahkan untuk keperluan meningkatkan berbagai jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Indonesia. "Kita sudah bicarakan bagaimana memanfaatkan facebook untuk bicara dengan masyarakat, sekaligus menggerakkan dan mengembangkan UKM di Indonesia," ujar Jokowi. Presiden Republik Indonesia (RI) terpilih periode 2014-2019 itu pun menuturkan nantinya Mark bersedia membantu memajukan UKM Indonesia melalui media sosial tersebut. "Nanti, untuk meningkatkan UKM di Indonesia, dia (Mark) sudah bersedia membantu kita," tutur Jokowi.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Mark menyambut baik ajakan kerja sama dengan Indonesia, terutama yang berkaitan dengan peningkatan UKM. "Saya merasa sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan Indonesia, mengingat ada puluhan juta pengguna facebook di negara ini. Sehingga, kita bisa mengembangkan bisnis dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan," ungkap Mark. Di sisi lain, dia mengaku senang dengan kunjungan yang dilakukan di Indonesia, termasuk ke Kota Jakarta. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang luar biasa. "Saya merasa bangga bisa datang ke Indonesia, terutama ke Jakarta. Indonesia adalah negara yang besar dan luar biasa. Saya benar-benar menikmati kunjungan ini," tambah Mark.
Mark Zuckerberg, setuju bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, salah satunya dalam meningkatkan pertumbuhan akses internet. Ia mengapresiasi banyaknya pengguna Facebook di Indonesia. "Saya sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan pemimpin Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan akses internet di Indonesia," kata Zuck usai bertemu Presiden terpilih Joko Widodo. Di era saat ini, kata Zuck, yang paling penting adalah membangun dasar komunikasi, bisnis, dan peluang lapangan kerja serta membuka akses dialog dengan pemimpin negara. Karena itu, dia berharap kepada semua pihak untuk bekerja sama. "Yang kita lakukan adalah bagaimana masyarakat dunia memiliki akses ke internet. Banyak masyarakat dunia yang belum memiliki akses internet yang terjangkau. Kami bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Zuck berharap bisa bekerja sama sebaik-baiknya dengan Pemerintah Indonesia agar masyarakat bisa memiliki koneksi internet yang baik. "Pemimpin kalian sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan menggunakan Facebook dan sosial media untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat. Suatu kehormatan bagi saya bisa datang ke sini dan menyaksikan sendiri bagaimana hal itu terjadi. Kami akan terus berusaha membantu sebisa mungkin agar komunikasi antara pemimpin negara dengan rakyatnya terus bisa terjalin," kata dia.
Melalui Internet.org yang dikerjakan bersama-sama dengan Ericsson, Samsung, Nokia, Opera, Qualcomm, dan Mediatek, Mark ingin lebih banyak orang Indonesia yang terhubung ke internet. Tak cuma terhubung, tetapi juga ingin agar biaya internet lebih ekonomis. “Perbincangan dengan dia (Jokowi) berjalan bagus, intinya kami ingin membantu agar lebih banyak orang Indonesia menjangkau internet,” kata Zuckerberg.
 Menurut dia, saat ini ada tiga penghalang: teknis, sosial, dan ekonomi. “Untuk teknis saya pikir bukan masalah besar karena 85% orang Indonesia sudah mendapat jangkauan jaringan telekomunikasi. Buktinya kemarin saya baru berkunjung ke kampung siber di Yogyakarta. Menarik sekali bagaimana mereka punya tempat seperti itu. Saya bertanya bagaimana mereka memanfaatkan koneksi internet untuk keperluan mereka,” sambung dia.
Mark menjelaskan, hambatan sosial dan ekonomi menjadi fokus utama timnya. Pada sisi sosial, masalah yang dilihat adalah belum dimanfaatkan secara optimal koneksi yang sudah dimiliki. Untuk ekonomi, yang menjadi perhatian adalah bagaimana membuat biaya koneksi internet bisa lebih terjangkau. Facebook dalam hal ini berusaha untuk menekan konsumsi data. “Karena kami adalah aplikasi, jadi yang bisa kami lakukan adalah berusaha menekan konsumsi data, efisiensi data, pengalaman pengguna yang lebih cepat, sehingga lebih terjangkau. Saya bangga dengan tim yang tahun lalu bisa menekan konsumsi data sebesar 50 persen. Itu artinya biaya yang dikeluarkan pengguna berkurang 50 persen,” Mark menjelaskan.
Selain bidang komunikasi, bidang ekonomi juga tengah dipikirkan Zuck untuk dikembangkan.  "Indonesia merupakan salah satu negara terbesar pengguna Facebook. Saat kami berpikir tentang negara pengguna Facebook, kami juga berpikir bagaimana ekonomi bisa meningkat dengan menggunakan Facebook. Bisa berkomunikasi dengan konsumen," tambah Zuck.

REFERENSI :
-          vivanews.com
-          duniaindustri.com

-          bisnis.com

KEDAULATAN ENERGI DAN PESAN BUNG KARNO (YANG TERLUPAKAN)

KEDAULATAN ENERGI DAN PESAN BUNG KARNO (YANG TERLUPAKAN)


Quo vadis perekonomian Indonesia ? mungkin ini  suatu frasa yang tepat untuk mengartikulasikan keresahan dalam benak rakyat. 65 tahun Indonesia berdaulat, namun panggunaan kata berdaulat seolah penggunaan diksi yang tidak relevan. Jutaan rakyat Indonesia tidak menikmati bumi kemerdekaan mereka, merasakan manisnya hasil bumi dan berkah subsidi Tuhan yang dikandung ibu pertiwi. Rakyat Indonesia menahan lapar dan menangis darah menyaksikan emas permata mereka dirampok (Proposisi penulis)
"Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum kapitalisnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya?"  -Bung Karno
"Jangan Dengarkan Asing..!!"
Itulah yang diucapkan Bung Karno di tahun 1957 saat ia mulai melakukan aksi atas politik kedaulatan modal. Aksi kedaulatan modal adalah sebuah bentuk politik baru yang ditawarkan Sukarno sebagai alternatif ekonomi dunia yang saling menghormati, sebuah dunia yang saling menyadari keberadaan masing-masing, sebuah dunia co-operasi, "Elu ada, gue ada" kata Bung Karno saat berpidato dengan dialek betawi di depan para mahasiswa sepulangnya dari Amerika Serikat.
"Dulu Jepang ngebom Pearl Harbour itu tujuannya untuk menguasai Tarakan, untuk menguasai sumber-sumber minyak, jadi sejak lama Indonesia akan jadi pertaruhan untuk penguasaan di wilayah Asia Pasifik, kemerdekaan Indonesia bukan saja soal kemerdekaan politiek, tapi soal bagaimana menjadiken manusia yang didalamnya hidup terhormat dan terjamin kesejahteraannya" kata Bung Karno saat menerima beberapa pembantunya sesaat setelah pengunduran Hatta menjadi Wakil Presiden RI tahun 1956. Saat itu Indonesia merobek-robek perjanjian KMB didorong oleh kelompok Murba, Bung Karno berani menuntut pada dunia Internasional untuk mendesak Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia "Kalau Belanda mau perang, kita jawab dengan perang" teriak Bung Karno saat memerintahkan Subandrio untuk melobi beberapa negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat.
"Gerak adalah sumber kehidupan, dan gerak yang dibutuhkan di dunia ini bergantung pada energi, siapa yang menguasai energi dialah pemenang" Ambisi terbesar Sukarno adalah menjadikan energi sebagai puncak kedaulatan bangsa Indonesia, pada peresmian pembelian kapal tanker oleh Ibnu Sutowo sekitar tahun 1960, Bung Karno berkata "Dunia akan bertekuk lutut kepada siapa yang punya minyak, heee....joullie (kalian =bahasa belanda) tau siapa yang punya minyak paling banyak, siapa yang punya penduduk paling banyak...inilah bangsa Indonesia, Indonesia punya minyak, punya pasar. Jadi minyak itu dikuasai penuh oleh orang Indonesia untuk orang Indonesia, lalu dari minyak kita ciptaken pasar-pasar dimana orang Indonesia menciptaken kemakmurannya sendiri".
Di tahun 1960, Sukarno bikin gempar perusahaan minyak asing, dia panggil Djuanda, dan suruh bikin susunan soal konsesi minyak "Kamu tau, sejak 1932 aku berpidato di depan Landraad soal modal asing ini? soal bagaimana perkebunan-perkebunan itu dikuasai mereka, jadi Indonesia ini tidak hanya berhadapan dengan kolonialisme tapi berhadapan dengan modal asing yang memperbudak bangsa Indonesia, saya ingin modal asing ini dihentiken, dihancurleburken dengan kekuatan rakyat, kekuatan bangsa sendiri, bangsaku harus bisa maju, harus berdaulat di segala bidang, apalagi minyak kita punya, coba kau susun sebuah regulasi agar bangsa ini merdeka dalam pengelolaan minyak" urai Sukarno di depan Djuanda.
Lalu tak lama kemudian Djuanda menyusun surat yang kemudian ditandangani Sukarno. Surat itu kemudian dikenal UU No. 44/tahun 1960. isi dari UU itu amat luar biasa dan memukul MNC (Multi National Corporation). "Seluruh Minyak dan Gas Alam dilakukan negara atau perusahaan negara". Inilah yang kemudian menjadi titik pangkal kebencian kaum pemodal asing pada Sukarno, Sukarno jadi sasaran pembunuhan dan orang yang paling diincar bunuh nomor satu di Asia. Tapi Sukarno tak gentar, di sebuah pertemuan para Jenderal-Jenderalnya Sukarno berkata "Buat apa memerdekakan bangsaku, bila bangsaku hanya tetap jadi budak bagi asing, jangan dengarken asing, jangan mau dicekoki Keynes, Indonesia untuk bangsa Indonesia".
Sukarno sangat perhatian dengan seluruh tambang minyak di Indonesia, di satu sudut Istana samping perpustakaannya ia memiliki maket khusus yang menggambarkan posisi perusahaan minyak Indonesia, suatu hari saat Bung Karno kedatangan Brigjen Sumitro, yang disuruh Letjen Yani untuk menggantikan Brigjen Hario Ketjik menjadi Panglima Kalimantan Timur, Sukarno sedang berada di ruang khusus itu, lalu ia keluar menemui Sumitro yang diantar Yani untuk sarapan dengan Bung Karno, saat sarapan dengan roti cane dengan madu dan beberapa obat untuk penyakit ginjal dan diabetesnya, Sukarno berkata singkat pada Sumitro : "Generaal Sumitro saya titip rafinerij (rafineij = tambang dalam bahasa Belanda) di Kalimantan, kamu jaga baik-baik" begitu perhatiannya Sukarno pada politik minyak.
Sukarno menciptakan landasan politik kepemilikan modal minyak, inilah yang harus diperjuangkan oleh generasi muda Indonesia, kalian harus berdaulat dalam modal, bangsa yang berdaulat dalam modal adalah bangsa yang berdaulat dalam ekonomi dan kebudayaannya, ia menciptakan masyarakat yang tumbuh dengan cara yang sehat.
Bung Karno tidak hanya mengeluh dan berpidato didepan publik tentang ketakutannya seperti SBY, tapi ia menantang, ia menumbuhkan keberanian pada setiap orang Indonesia, ia menumbuhkan kesadaran bahwa manusia Indonesia berhak atas kedaulatan energinya. Andai Indonesia berdaulat energinya, Pertamina menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia dan menjadi perusahaan modal yang mengakusisi banyak perusahaan di dunia maka minyak Indonesia tak akan semahal sekarang, rakyat yang dicekik terus menerus.
Namun setelah pergantian rezim, eksplorasi energy dalam perut bumi ibu pertiwi berbalik 360 derajat, kaedaulatan energy yang diwanti-wanti bung karno seolah nyanyian sinden dalam pewayangan yang tidak lagi sesuai dengan telinga generasi orde baru. Inilah realita Indonesia saudara-saudara. Pesan bung karno memang diucapkan puluhan tahun yang lalu, tapi coba buka mata apa yang telah kita dapatkan dengan liberalisasi sector energy ?.
Kesalahan utama kebijakan dan orientasi pertambangan di Indonesia bermula dari UU No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang diikuti penandatanganan kontrak karya (KK) generasi I antara pemerintah Indonesia dengan Freeport McMoran . Disusul dengan UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Sejak saat itu, Indonesia memilih politik hukum pertambangan yang berorientasi pada kekuatan modal besar dan eksploitatif. Dampak susulannya adalah keluarnya berbagai regulasi pemerintah yang berpihak pada kepentingan pemodal. Dari kebijaakan-kebijakannya sendiri, akhirnya pemerintah terjebak dalam posisi lebih rendah dibanding posisi pemodal yang disayanginya. Akibatnya, pemerintah tidak bisa bertindak tegas terhadap perusahaan pertambangan yang seharusnya patut untuk ditindak.
Sejak tahun 1967 hingga saat ini, pemerintah yang diwakili oleh Departemen Pertambangan dan Energi, (kini Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral) seolah merasa bangga jika berhasil mengeluarkan izin pertambangan sebanyak mungkin. Tidak heran jika sampai dengan tahun 1999 pemerintah telah “berhasil” memberikan izin sebanyak 908 izin pertambangan yang terdiri dari kontrak karya (KK), Kontrak karya Batu Bara (KKB) dan Kuasa Pertambangan (KP), dengan total luas konsesi 84.152.875,92 Ha atau hampir separuh dari luas total daratan Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk perijinan untuk kategori bahan galian C yang perizinannya dikeluarkan oleh pemerintah daerah berupa SIPD. Walaupun baru sebagian kecil dari perusahaan yang memiliki izin itu melakukan kegiatan eksploitasi, namun dampaknya sudah terasa menguatirkan.
Production Sharing Contrac (Kontrak Bagi Hasil/PSC) Dalam usulan RUU Migas, pemerintah berkeinginan mengganti PSC dengan Kontrak Kerjasama, yang menyerupai Kontrak Karya dalam pertambangan umum. Padahal semua tahu model Kontrak Kerjasama ala Kontrak Karya, telah nyata-nyata merugikan bangsa yang dikeruk hasil alamnya oleh perusahaan tambang. Perdebatan menjadi tereduksi oleh bingkai penglihatan sistem kontrak, yang sangat diharapkan oleh investor.
            Inilah kenyataan yang kita warisi dari romantika dan dialektika perjalanan bangsa ini mengisi kemerdekannya, penulis tidak bermaksud menyampaikan provokasi atau apapun namanya, penulis hanya mencoba membuka mata dan fikiran kita semua selaku generasi penerus bangsa yang ditelurkan dari kawah candradimuka, masyarakat pergerakan intelek yang disebut agent of change. Apakah kesadaran kritis hanya harus berkoar dalam tataran diskursus-diskursus yang kemudian hilang suaranya setelah bubar. TIDAK saudara-saudara, untuk apa kita menyandang predikat agent of change jika itu hanya kata-kata pemanis gerakan mahasiswa. Bukankah itu justru menjadi pelecehan idealisme mahasiswa, suara-suara lantang tanpa gerak konkrit yang merealisir hal tersebut.
Maka dari itu penulis mengajak rekan-rekan semua untuk menelurkan dan mengartikulasikan aspirasi lewat tulisan. Mungkin sudah saatnya kita sadar bahwa cara-cara klasik yang selama ini kita tempuh terlalu boros energy dan justru merugikan rakyat sendiri yang notabene dibela kepentingannya, tanpa menafikkan bahwa jalan tersebut terkadang perlu ditempuh pada kondisi-kondisi tertentu.
Romantika sejarah bangsa ini telah menjadi saksi bagaimana mahasiswa telah menjadi bagian penting sejarah dan revolusi bangsa ini. Apakah kita sudah lupa ? apa idealisme kita telah tergerus pesan-pesan hedonisme yang digonggongkan media ? demikianlah yang sempat penulis sampaikan, bukan bermaksud merasa paling heroid dan patriotis, namun hanya sekedar coretan dinding yang merindukan kedaulatan bangsanya yang seolah hanya dongeng-dongeng sebelum tidur dalam literature-literatur sejarah. Sekian
SALAM PERJUANGAN !!!
….mahasiswa Indonesia berperan ibaratnya seorang resi (guru agama yang ahli bela diri—pen) atau seorang sheriff yang turun ke kota menyelamatkan rakyatnya ketika bandit-bandit datang dan mengancam keselamatan kota. Setelah bandit-bandit tersebut tewas atau melarikan diri, maka resi atau sheriff pergi meninggalkan kota tersebut dan kembali ke tempat tinggalnya.(Soe Hok Gie: Catatan Harian Seorang Demonstran. 1967:…..)
"negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia". -bung karno-
"bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya" -bung karno-
"perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." – bung karno-
"bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka." -bung karno-

Tentunya dalam penulisan tulisan bukan murni semua hasil pemikiran penulis, berikut ini penulis paparkan sumber referensi yang penulis kutip sebagai bagian dari etika penulisan ilmiah
SUMBER REFERENSI :
“Inilah Pesan Bung Karno Tentang Kedaulatan Indonesia” (Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto)
“Quo Vadis Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia” (Anonim)

“Indocropcircle.wordpress.com”

Peluang Dan Tantangan Pengembangan E-Commerce Bagi UMKM Di Indonesia

Peluang Dan Tantangan Pengembangan E-Commerce Bagi UMKM Di Indonesia
Pemasaran masih menjadi kendala utama yang dihadapi usaha kecil dan menengah (UMKM). Karena itu, perlu ada upaya nyata yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait, untuk mencarikan solusi atas persoalan tersebut. E-commerce dinilai sebagai salah satu solusi. E-commerce sendiri, merupakan produk dan fasilitas yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dalam memasarkan produknya. Apalagi dengan adanya berbagai kebijakan pemerintah melalui kerja sama seperti China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA), serta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. ”Itu semua merupakan peluang masa depan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia, termasuk juga produk UMKM.
Hingga akhir tahun 2008 jumlah toko online di Indonesia meningkat puluhan hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Faktor pendukungnya adalah semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia. Disamping, semakin mudah dan murahnya koneksi internet di Indonesia. E-commerce atau bisa disebut perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, dimana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan, dan lain-lain. E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh. Sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Ide dasar serta manfaat e-Commerce dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing perusahaan dalam hal ini menjadi sudut pandang dari penulis yang dijadikan sebagai obyek dalam tulisan ini. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan teknologi e-Commerce merupakan salah satu factor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan, maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut dapat memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-Commerce.
Dengan adanya layanan electronic commerce (e-Commerce) ini maka pelanggan dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e-Commerce tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di Indonesia telah banyak tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet dengan menggunakan teknologi wifi. Maka dari itu saat sekarang sangat diperlukan dan diminati perusahaan-perusahaan yang menerapkan layanan e-Commerce.
KONDISI TERKINI PRAKTIK E-COMMERCE UMKM
Pasar e-commerce di Indonesia masih kembang-kempis, tak ayal banyak pengusaha yang masih dirudung krisis kepercayaan diri dalam menjajaki sektor tersebut. Padahal, berdasarkan data riset dari Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) memprediksikan total nilai pasar e-commerce Indonesia akan melaju dari US$8 miliar (Rp94 triliun) di tahun 2014 menjadi US$24 miliar (Rp283 triliun) pada tahun 2016. Hal serupa pun dilihat penyedia jasa e-commerce, Rakuten, yang melihat potensi tersebut di masa mendatang. Potensi e-commerce di Indonesia dinilai masih kalah dibandingkan dengan Jepang. "Dan Indonesia memiliki potensi sekitar Rp100 triliun pertahunnya," ujar Direktur Rakuten Belanja Online, Yasunobu Hashimoto, di Jakarta, kemarin. Untuk merangsang para pengusaha tersebut, penyedia jasa e-commerce, Rakuten, meluncurkan program MicroB sebagai cara untuk membantu bisnis mikro di Indonesia agar dapat menjangkau basis pelanggan yang lebih serta meningkatkan pendapatan.
Dikatakan, program MicroB itu memungkinkan untuk membantu para UMKM dalam meningkatkan perekonomian Indonesia dengan memperdayakan bisnis mikro. "Segmen terbesar di negera ini masih kekurangan dana untuk beralih dari offline ke online. Dengan membebaskan biaya untuk bergabung dan menjual produknya di marketplace RBO (Rakuten Belanja Online), program ini dapat membantu mereka menjualkan produk lebih luas lagi hingga menjangkau seluruh Indonesia," papar Yasunobo yang akrab dipanggil Yas. UMKM, Yas melanjutkan, akan mendapatkan akses cuma-cuma selama enam bulan pertama di RBO. Selain itu juga, masih kata Yas, laman yang dimiliki UMKM di Rakuten akan diberikan kebebasan tersendiri sesuai dengan kreasi masing-masing dalam memikat pelanggannya. "Kami akan melatih para UMKM yang sudah merasakan atau yang belum merasakan memasarkan produknya di online dengan sistem kami (Rakuten). Maka, keuntungan yang mereka dapatkan adalah banyaknya konsumen yang sudah sejak lama setia dengan Rakuten," kata Marketing Manager Rakuten, Franky Hoe.
MicroB, yang merupakan tempat pemilik usaha individual ini, nantinya dapat menawarkan produknya secara berkualitas dan beragam manfaat seperti didukung oleh Rakuten's Merchant System (RMS). RMS ini berupa layanan ruangan penyimpanan 100 MB, kuota jaringan gratis, kemampuan upload hingga maksimal 100 produk dalam jangka enam bulan, serta penawaran Rakuten Super Points untuk pelanggannya. Sekedar informasi, MicroB merupakan suksesora dari program sebelumnya yaitu RBO SME Outreach Program. Program tersebut sukses dalam membantu merchant di Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Medan yang mengawali karir bisnisnya di online.

PELUANG PENGEMBANGAN
Kasubdit Teknologi dan Infrastruktur e-Business Kemenkominfo Noor Iza mengatakan implementasi e-commerce pada sektor industri akan menyerap potensi pasar di Indonesia yang diproyeksikan senilai Rp3,3 kuadriliun. Noor mengungkapkan proses transformasi masyarakat UKM dengan mengedepankan sistem pembayaran elektronik merupakan langkah percepatan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 7% pada 2014. Menurut Noor, sistem transaksi yang berlaku saat ini belum tertata rapi. Sejumlah industri UKM masih menggunakan model transaksi konvensional. Noor menilai integrasi sistem pembayaran berbasis IT akan memfasilitasi kalangan UKM memeroleh solusi layanan interoperabel yang efisien. “Fokus utama direktorat e-Business adalah mentransformasi bisnis konvensional menjadi bisnis yang menggunakan TIK untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional,”ujarnya saat seminar e-business di Jakarta pada suatu kesempatan.
Noor mengatakan gejala pertumbuhan ekonomi saat ini cenderung mengikuti tren peningkatan layanan broadband. Menurutnya, pertumbuhan 10% layanan broadband dapat mendorong 1,3% pertumbuhan ekonomi. Noor optimistis potensi pasar e-commerce di Indonesia sangat besar namun belum digarap maksimal. Dia menilai perlu dibidani kebijakan dan regulasi yang bisa menjadi katalis untuk percepatan perkembangan e-Commerce. Menurut Noor, ongkos teknologi dan minimnya ahli TI masih menjadi hambatan berkembangnya e-Commerce di Indonesia. Selain itu, sejumlah UKM belum memiliki strategi bisnis yang memadai dalam memanfaatkan teknologi. “Respon pada e-commerce selama ini belum terlalu memuaskan karena belum ada single payment gateway yg interop dengan berbagai sistem pembayaran lainnya,”ungkapnya.
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Djamhari Sirat mengatakan transformasi menuju e-UKM membutuhkan sejumlah perangkat fisik seperti e-payment, e-business, portal infrastruktur teknologi informasi, serta akses broadband. Selain itu, ujarnya, regulator perlu menjamin model e-commerce yang berkelanjutan. Dengan begitu, menurut Djamhari, sejumlah stakeholder harus menjalin koordinasi interdepth dan mengidentifikasi regulasi serta proses implementasinya. “Kalau diperlukan dapat dibentuk Peraturan Presiden sebagai dasar hukum yang kuat,”jelasnya.

TANTANGAN DI LAPANGAN
            Rendahnya konektivitas internet di Indonesia, sulitnya distribusi barang hingga pelosok tanah air dan masih sedikitnya warga yang memiliki kartu kredit menjadi kendala beralihnya usaha mikro ke bisnis e-commerce di Indonesia, demikian direktur Rakuten Belanja Online, Yasunobu Hashimoto. "Beralihnya usaha mikro dari offline ke online mengalami beberapa kendala, di antaranya internet environmentlogistic dan payment," kata Yosunobu dalam diskusi tantangan UMKM Indonesia di Jakarta, Kamis. Potensi e-commerce di Indonesia sangat besar, Yosunoba mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan angka pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia. "Bagaimana memberdayakan pemilik usaha mikro, juga merupakan tantangan sendiri. Masih banyak pengusaha yang buta internet," lanjutnya.
Hal senada juga dikatakan Saptuari Sugiharto, pemerhati UMKM yang juga merupakan pelaku UMKM, bahwa kendala utama beralihnya usaha mikro ke bisnis e-commerce adalah pelaku usaha mikro sendiri. "Perlu adanya edukasi. Diperlukan seminar atau diskusi-diskusi antara pemilik usaha mikro dengan pemilik marketplace e-commerce," katanya. "Mall online (marketplace e-commerce) dapat mengadakan seminar di kampus-kampus untuk membidik para entrepreneur muda. Untuk usaha mikro yang berada di pedesaan, mall online perlu lebih aktif membagikan brosur, sehingga lama kelamaan mereka (pemilik usaha mikro) akan paham dengan konsep ini," tambahnya.
Selain itu, dari segi intervensi rezim juga berkontribusi menjadi resistensi pengembangan e-commerce bagi UMKM di Indonesia. Pelaku usaha e-commerce skala kecil mengaku keberatan dengan wacana pemerintah untuk menertibkan aturan perpajakan bagi transaksi perniagaan melalui media daring (online). CEO Bukalapak.com Achmad Zaky, misalnya, mengaku rencana pemungutan pajak bagi pelaku bisnis e-commerce akan menekan usaha kecil menengah (UKM) bermodal kecil, yang dewasa ini semakin banyak menggunakan media daring sebagai sarana promosi dan transaksi.
“Menurut kami, kurang bijak apa yang direncanakan pemerintah, terutama jika ke UKM. Seharusnya pemerintah fokus dulu ke perusahaan situs yang besar-besar untuk menggalang banyak pendapatan,” akunya kepada Bisnis, Rabu (9/7/2014).
Permasalahannya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tidak akan membeda-bedakan penerapan pajak e-commerce terhadap siapapun yang melakukan transaksi melalui jalur Internet.

Wamen Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan basis hukum untuk menerapkan kebijakan yang tengah digodok itu adalah transaksi. “Yang dikejar adalah pajak. Jadi, kalau bertransaksi ada pajak yang harus dibayar.”

Disorientasi, Restorasi, dan Amanah Bung Hatta Tentang Perekonomian Indonesia

Disorientasi, Restorasi, dan Amanah Bung Hatta Tentang Perekonomian Indonesia
Kita semua telah mengetahui perjuangan Bung Hatta memproklamasikan keperdekaan Indonesia bersama Bung Karno.
Apa yang akan saya kemukakan adalah konsistensi antara perjuangan mencapai dan mengisi kemerdekaan yang telah dilakukan Bung Hatta sebagai contoh dari totalitasnya yang berikutnya.
Seringkali  di berbagai kesempatan dan pada berbagai tulisan, Bung Hatta menegaskan tentang perbedaan antara “kedaulatan rakyat Indonesia” dengan kedaulatan rakyat di Barat. Kedaulatan rakyat sebagai inti dari demokrasi(Volkssouvereiniteit atau people’s sovereignty) berbeda antara paham Indonesia dan paham Barat. Kedaulatan rakyat sebagai inti demokrasi tidaklah sama mengenai apa yang berlaku di Barat dan yang berlaku di Indonesia.
Demokrasi di Barat bertumpu pada paham liberalisme dan individualisme. Di pihak lain, demokrasi di  Indonesia yang juga bertumpu “rasa bersama”, lebih spesifik lagi, berdasar pada paham kebersamaan dan asas kekeluargaan (brotherhood).
Kebersamaan dan asas kekeluargaan yang sesuai dengan budaya Indonesia ini juga dikenal di Barat dengan istilah mutualism and brotherhood, yangkiranya di dalam lingkungan masyarakat beragama Islam dikenal sebagai ke-jemaah-andanke-ukhuwah-an. Demokrasi Barat yang juga bertumpu pada kedaulatan rakyat itu disebut sebagai demokrasi liberal  yang menjunjung tinggi nilai-nilai individualisme. Kepentingan individu atau orang per orang lebih diutamakan dalam demokrasi Barat.
Sebaliknya dalam demokrasi Indonesia, yang dipen­tingkan adalah kebersamaan dan kepentingan bersama, artinya mengutamakan kepentingan kolektif.  Demokrasi Indonesia atas dasar kebersamaan dan asas kekeluargaan ini di dalam kehidupan keekonomian ditegaskan dalam Pasal 33 UUD 1945.
Pasal 33 UUD 1945 berbunyi:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama ber­dasar atas asas keke­luargaan; (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.
UUD yang diamandemen pada tahun 2002 (melalui Amandemen keempat terhadap UUD 1945) menambah Pasal 33 UUD 1945 dengan dua ayat, yaitu:
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berda­sar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi ber­keadilan, berkelanjutan, berwawasan ling­kung­an, ke­mandirian, serta dengan menjaga keseim­bang­an kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional; (5) Ke­ten­tuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. 
Realita dunia telah bericara setelah paham ekonomi komunis yang berlaku di Uni Soviet dan di Eropa Timur runtuh dan kemudian saat ini kita menyaksikan bahwa paham kapitalisme Barat dengan pasar-bebasnya mulai guncang dan mulai diragukan oleh rakyat Amerika Serikat dan Eropa,  maka oleh kelompok ekonomi yang menyebut dirinya berpaham ekonomi konstitusi,  Pasal 33 UUD 1945 mulai dibangkitkan kembali menjadi harapan dan andalan. Para pemenang Nobel sejak awal millenium baru ini seperti Prof. Stiglitz, Prof. Akerlof, Prof. Krugman telah menegaskan bahwa globalisasi yang berdasarkan kapitalisme dengan pasar-bebasnya tidak bisa dipertahankan. Sebelum millennium lalu berakhir, Prof. Anthony Giddens sudah membayangkan diperlukannya “jalan ketiga” yang bukan sosialis-komunis dan bukan pula kapitalisme pasar-bebas.
Jauh-jauh hari pada tahun 1934 Bung Hatta telah menolak pasar-bebasnya Adam Smith, dan tentu Hatta sebelum itu, tatkala memimpin Perhimpunan Indonesia, sebelum tahun 1930 telah dengan tegas menolak pula komunisme. Kemudian ketika beliau dibuang di Boven Digoel pada tahun 1935 Bung Hatta sudah mulai menggagas Pasal 33 UUD 1945.
Perlu saya tegaskan di sini paham ekonomi Bung Hatta sebagaimana terumuskan dalam Pasal 33 UUD 1945 bukanlah “jalan tengah” melainkan adalah “jalan lain”. Bung Hatta sendiri menyebutnya sebagai “jalan lurus”, yaitu “jalan Pancasila”. Di sinilah dalam konsepsi ekonomi Bung Hatta, pembangunan adalah proses humanisasi, memanusiakan manusia, bahwa yang dibangun adalah rakyat, bahwa pembangunan ekonomi adalah derivat dan pendukung pembangunan rakyat. Di dalam kehidupan ekonomi yang berlaku adalah “daulat-rakyat” bukan “daulat-pasar”.
Bung Hatta menegaskan pula bahwa di dalam membangun perekonomian nasional berlaku “doktrin demokrasi ekonomi”, bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, kemakmuran adalah bagi semua orang, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.
Sebagai ilmuan Antropologi tentu saya tidak piawai dalam ilmu ekonomi, oleh karena itu berikut ini saya kutipkan pandangan dari seorang ekonom yang saya nilai memahami pemikiran Bung Hatta mengenai disain ekonomi nasional Indonesia, berkaitan dengan Pasal 33 (ayat 1) UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusunsebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, sebagai berikut:
“…Perekonomian tentu meliputi seluruh wadah ekonomi, tidak saja badan usaha koperasi, tetapi juga meliputi BUMN dan juga badan usaha swasta.
Disusun (dalam konteks orde ekonomi dan sistem ekonomi) artinya adalah bahwa perekonomian, tidak dibiarkan tersusun sendiri melalui mekanisme dan keku­atan pasar, secara imperatif tidak boleh dibiarkan tersusun sendiri mengikuti kehendak dan selera pasar. Dengan demikian peran Negara tidak hanya sekedar mengintervensi, tetapi menata, mendesain dan merestruktur, untuk mewujudkan kebersamaan dan asas kekeluargaan serta terjaminnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasal 33 UUD 1945 ini secara mendasar menolak paham fundamentalisme pasar. Pasar adalah ekspresi selera dan kehendak si kaya yang memiliki tenga beli3. Oleh karena itu dalam sistem ekonomi yang pro-pasar maka pola-produksi (dan selanjutnya pola-konsumsi) akan dibentuk sesuai dengan kehendak si kaya dan oleh perhitungan untung-rugi ekonomi4. Apa yang penting untuk dikemukakan di sini dalam kaitannya dengan Pasal 33 UUD 1945 adalah bahwa Pembangunan Nasional tidak seha­rusnya diserahkan pada ke­hendak pasar dan selera pasar, apalagi pada naluri dasar (kerakusan) pasar.
Untuk Indonesia yang mewarisi berbagai ketim­pangan-ketim­pa­ngan struktural, baik dari segi hukum, sosial dan politik, tak terkecuali dari segi ekonomi, maka Pembangunan Nasional haruslah dilakukan melalui suatu perencanaan nasional. Masa depan Indonesia harus di­disain dan ditata, strategi pembangunan harus dengan tandas digariskan, sesuai dengan pesan konstitusi. Peren­canaan pem­bangunan nasional adalah pilihan imperatif, perekonomian harus disusun, sekali lagi tidak dibiarkan tersusun sendiri melalui mekanisme pasar-bebas. Pasar tidak akan mampu mengatasi ketimpangan-ketimpangan struktural.
Usaha bersama adalah wujud paham mutualisme, suatu kehendak untuk senantiasa mengutamakan semangat bekerjasama dalam kegotongroyongan, dalam ke-jemaah-an, dengan meng­utamakan keserikatan, tidak sendiri-sendiri.
Asas keke­luargaan adalah brotherhood atau ke-ukhuwah-an (yang bukan kinshipnepotistik) sebagai pernyataan adanya tanggungjawab bersama untuk menjamin kepentingan bersama, kemajuan bersama dan kemakmuran bersama, layaknya makna brotherhood yang mengutamakan kerukunan dan solidaritas. Dalam negara yang pluralistik ini brotherhood adalah suatu ke-ukhuwah-an yang wathoniyah. …”.
Bolehlah saya bertanya, apakah pesan konstitusi ini telah diterjemahkan dan dijabarkan dalam pengajaran ilmu ekonomi di ruang-ruang kelas? Dengan kata lain apakah yang diajarkan justru ilmu ekonomi kapitalistik neoliberal yang berdasar pasar-bebas yang ditentang oleh doktrin demokrasi ekonomi yang mendasari Pasal 33 UUD 1945?
Yang perlu kita amati adalah “pendatang baru” dalam pemikiran-pemikiran ekonomi yang diperkenalkan dengan istilah “Ekonomi Syariah”. Sekali lagi akan saya kutipkan pendapat seorang ekonom yang memahami pikiran-pikiran Bung Hatta yang telah secara formal menjadi pesan konstitusi kita, sebagai berikut:
“…Pada kesempatan ini saya rasakan perlunya mencoba menjelaskan dari sudut pandang Syariah sebagai berikut. Bunyi Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menegaskan bahwa ‘…Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan…’.
Perekonomian disusun, artinya imperatif harus disusun dan tidak dibiarkan tersusun sendiri, haruslah disusun karena Firman Allah ‘…supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kamu…’ (Al-Hasyr, ayat 7).
Demikian pula disusun agar tidak terjadi konsentrasi pe­nguasaan (tidak boleh terjadi pemonopolian) terhadap sumber-sumber kekayaan karena ‘…Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya, Dia Maha Kuasa atas segalanya…’ (Al-Maidah, ayat 120). Dan ‘…sungguh, orang muslim hanya satu dalam persaudaraan…’ (Al-Hujurat, ayat 10).Demikian pula Tuhan tidak meng­hendaki penguasaan harta secara mutlak, maka Tuhan berfirman ‘…Celakalah…yang menimbun harta dan menghitung-hitungnya…’ (Al-Humazah, ayat 2).
Bahwa perekonomian harus disusun, tidak boleh dibiar­kan tersusun sendiri melalui mekanisme pasar-bebas a la competitive economics, maka makin jelas dari Sabda Rasul SAW (HR Abu Dawud) agar ‘…Manusia berserikat dalam tiga hal: air, api dan rumput…’. Berserikat adalah wujud paham keber­samaan, berserikat adalah wujud pengaturan berdasar mu­syawarah dan mufakat.
Itulah sebabnya Pasal 33 UUD 1945 adalah sangat Islami karena diutamakannya‘usaha bersama’ atau usaha ‘ber-jemaah’, yang dalam bahasa eko­nomi saya sebut sebagai mutualism, melalui perserikatan itu yang berarti menolak individualisme atau asas perorangan…
Demikian pula arti dari ‘asas kekeluargaan’ yang dalam bahasa ekonomi saya sebut sebagai brotherhood, yang dalam bahasa agama kita sebut sebagai ‘ukhuwah’, baikdiniyah, wathoniyah maupun bashariyah.
Demikian pula perlu kita catat bahwa Pasal 34 UUD 1945 yang menegaskan ‘Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara’ menunaikan QS. 107: 1-7. Bahwa definisi pem­bangunan telah terkoreksi dan ber­kembang ke arah people-centered dan humanism, harus kita sadari dan terus kita tuntut…”.
Sesungguhnya “Ekonomi Syariah” seiring dan compatible dengan Pasal 33 UUD 1945, bahkan dengan Pasal 27 (ayat 2)?
Bagi Bung Hatta, ajaran agama Islam yang diterimanya sejak kecil bukan untuk memamerkan kemampuan mengaji karena sudah seharusnya orang Islam belajar  al-Qur’an,  atau memakai atribut-atribut dan asesori yang menggambarkan dirinya seorang Islam. Bagi Bung Hatta, Islam untuk diamalkan, bagaikan garam, tak terlihat tetapi terasa dalam makanan, bukan sebagai gincu (lipstick), kelihatan tetapi tak terasa.  Sebaliknya  bagi Bung Hatta, nilai-nilai Islam harus dijadikan sarana untuk mensejahterakan rakyat. Ilmu ekonomi harus membuat sistem perekonomian Indonesian menjadi sarana mensejahterakan rakyat,  bukan untuk kepentingan kelompok atau individu sebagaiman sudah dijelaskan di atas.


E-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF TEORITIK

E-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF TEORITIK
Electronic Commerce (e-Commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e-Commercemerupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-Commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-Commerceini.
Electronic Commerce (e-Commerce) merupakan konsep baru yang biasanya digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel, Siegel, 2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003). Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut :
1. Perspektif Komunikasi : e-Commerce merupakan pengiriman indormasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan computer atau sarana eletronik lainnya.
2. Perspektif Proses Bisnis : e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Perspektif Layanan: e-Commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
4. Perspektif Online: e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
Penggolongan e-Commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan :
1. Business to business (B2B)
2. Business to Consumer (B2C)
3. Consumer to Consumer (C2C)
4. Consumer to Business (C2B)
E-Commerce adalah membeli atau menjual produk atau jasa melalui media elektronik, salah satunya adalah melalui media internet. Melalui e-Commerce ini pelanggan tidak perlu lagi datang ke sebuah toko untuk membeli barang yang diinginkan tetapi pelanggan dapat secara langsung memesan barang mereka melalui internet. Selain lebih mudah penerapannya, dalam segi biaya juga bisa di katakan murah, berbisnis di internet juga efisien terhadap waktu. Meskipun demikian, istilah e-Commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 perspektif (Phan, 1998; Tabel 1):
Tabel 1. Perspektif Mengenai E-Commerce
PERSPEKTIF
DEFINISI E- COMMERCE
FOKUS
On-line Purchasing Pespective
Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa online lainnya.
Transaksi online
Digital Communication Perspective
Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, jasa dan pembayaran online
Komunikasi secara elektronis
Service Perspective
Sistem yang memungkinka upaya
menekan biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa
Efisiensi dan layanan pelanggan
Business Process Perspective
Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja
Otomatisasi proses bisnis
Market-of-one
Perspective
Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa untuk diadapatasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien
Process customization
Sumber: diolah dari Phan (1998).
a. Tujuan dari aplikasi e-Commerce adalah :
1. Customer/pelanggan yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser.
2. Menjadikan portal e-Commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, akan tetapi  menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi)
3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah), Dinamis, Informatif dan komunikatif
4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
5. Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, akan tetapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-Commerce adalah:
E-mail dan Messaging
Content Management Systems
Dokumen, spreadsheet, database
Akunting dan sistem keuangan
Informasi pengiriman dan pemesanan
Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
Sistem pembayaran domestik dan internasional
Newsgroup
On-line Shopping
Conferencing
Online Banking
b. Kunci sukses dalam e-commerce
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
Penggunaan dan manfaat e-Commerce dalam bisnis di sebuah Perusahaan:
Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan  memperlihatkan bahwa e-Commerce dapat memberikan manfaat :
1. Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-Commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-Commerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.
3. Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-Commerce memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
4. Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.
c. Permasalahan Mengimplementasikan Electronic Commerce di UMKM.
Manfaat dari e-Commerce bagi konsumen diantaranya dapat melayani transaksi 24 jam disetiap lokasi, memberikan banyak pilihan pada pelanggan, menyediakan produk yang tidak mahal dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan pembandingan secara tepat, pengiriman menjadi cepat, partisipasi dalam pelayanan maya (virtual action), dapat berinteraksi dengan pelanggan lain dan memudahkan persaingan. Manfaat e-Commerce bagi masyarakat diantaranya dapat memungkinkan untuk bekerja dirumah, terbatasnya jumlah barang yang dijual, dapat menikmati produk atau jasa yang susah dipasarkan, memfasilitasi layanan public seperti perawatan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
Dengan adanya berbagai keuntungan e-Commerce, maka ada juga keterbatasannya dengan kategori teknis dan nonteknis.
Keterbatasan Teknis, meliputi:
1.    Adanya kekurangan sistem keamanan, kehandalan,
2.    Standard dan beberapa protokol komunikasi.
3.    Adanya bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi.
4.    Adanya pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan berubah dengan cepat.
5.    Sulit menyatukan perangkat lunak internet dan e-Commerce dengan aplikasi dan database yang ada sekarang ini.
6.    Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur lainnya selain server jaringan.
7.    Beberapa perangkat lunak e-Commerce mungkin tidak cocok bagi hardware tertentu.
Keterbatasan Nonteknis, meliputi:
Biaya dan Justifikasi
Sekuritas dan Privasi
3.        Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai
Pelanggan tidak percaya bila tanpa melihat wajah penjual yang mereka kenal.
1.        Tidak adanya sentuhan dan rasa hubungan secara on line.
2.        Banyak isu hukum yang belum terpecahkan
3.        e-Commerce sebagai disiplin baru masih mencari bentuk dan sedang berkembang dengan cepat.
4.        e-Commerce dapat menimbulkan jarak hubungan relasi manusia.
5.        Keteraksesan internet masih merupakan hal yang mahal atau tidak cocok bagi pelanggan potensial.
Namun dari beberapa manfaat e-Commerce yang besar ini terhalangi oleh beberapa kendala seperti sekuritas dan metode pembayaran.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa praktek pengenaan pajak dalam perdagangan elektronis belum sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak dapat memaksimalkan penerimaan pajak dari perdagangan elektronis.
Adapun kendala yang dihadapi, dan merupakan sebuah tantangan bagi kita sekarang ini adalah mengenai sekuritas dan metode pembayaran. Yang belum siap dalam sistem pemasaran online ini adalah cara bayar transaksi di Indonesia, yang dalam hal ini hanya bisa dijalankan dengan menggunakan cara manual melalui ATM atau transfer bank, tidak bisa menggunakan cara bayar otomatis seperti Paypal atau lainnya. Kendala penerapan e-Commerce di Perusahaan yang ada Indonesia :
1.    Orang Indonesia masih belum terbiasa dengan belanja online
2.    Infrastruktur bank dan aturan belum siap
3.    Akses Internet belum mencakup seluruh daerah
4.    Pemilik komputer masih terbatas
Dengan perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut akan semakin terkendali untuk masa yang akan datang.
5.        Pembahasan Penerapan e-Commerce di UMKM
Implementasi e-Commerce menuntut pergeseran paradigma secara fundamental, dari yang semula marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara penjual dan pembeli menjadi marketspace yang mengandalkan transaksi elektronik. Dalamtraditional marketplace, lalu lintas informasi, produk/jasa, dan pembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, model bisnis yang berlaku adalah geographic business model. Sebaliknya, dalam dunia virtual marketplace, aliran informasi produk, proses komunikasi antara produsen dan konsumen, distribusi barang/jasa dan transaksi berlangsung dalam dunia maya/virtual.
E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. M. Suyanto (2003) mengatakan, e-Commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut:
1.    Dari perspektif komunitas, e-Commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
2.    Dari perspektif proses bisnis, e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3.    Dari perspektif layanan, e-Commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4.    Dari perspektif on line, e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-Commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991).
Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce bukanlah merupakan sebuah proses atau program “instant”, namun merupakan suatu sistem yang perlahan-lahan berkembang terus-menerus sejalan dengan perkembangan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar yang memilih jalan evolusi dalam memperkenalkan dan mengembangkan E-Commerce di perusahaannya. Mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce tidak semudah atau sekedar mempergunakan sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih kepada pengenalan sebuah prosedur kerja baru (transformasi bisnis). Tentu saja perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan, terutama yang berhubungan dengan budaya kerja dan relasi dengan rekanan maupun pelanggan (Fingar, 2000):
Sistem E-Commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi pengembangan dan penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup perusahaan; dan
Mengembangkan sistem E-Commerce secara perlahan dan bertahap secara tidak langsung menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi perusahaan.
Hal pertama yang baik untuk dilakukan adalah menyamakan visi E-Commercediantara seluruh manajemen perusahaan melalui berbagai pendekatan formal maupun informal.
Jajaran Direksi dan Manajemen Senior harus memiliki visi yang jelas dan tegas, dan dipahami oleh seluruh perangkat perusahaan untuk menghasilkan persamaan persepso di dalam perkembangan implementasi E-Commerce. Visi yang jelas juga diharapkan akan mengurangi berbagai hambatan-hambatan atau resistansi yang mungkin timbul karena tidak didukungnya program tersebut oleh jajaran manajemen atau staf perusahaan yang ada.
Mensosialkan visi E-Commerce di perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelatihan formal, diskusi/rapat bulanan, seminar, diskusi dan tanya jawab, dan lain sebagainya. Visi E-Commerce ini harus pula disosialkan di kalangan rekanan bisnis dan para pelanggan, karena walau bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang secara langsung atau tidak langsung akan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan implementasi E-Commerce.
Langkah berikutnya adalah melakukan koordinasi antara berbagai pihak yang akan membangun sistem E-Commerce bersama perusahaan terkait. Pihak-pihak tersebut misalnya: rekanan bisnis (seperti pemasok dan distributor), vendor teknologi informasi, pelanggan, bank (penyedia jasa kartu kredit), pihak asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi ini adalah pengembangan sebuah kerangka kerja sama yang disepakati bersama, sehingga dalam perjalanan implementasinya, E-Commerce tidak mendapatkan gangguan yang berarti. Seluruh pihak-pihak dalam “konsorsium” ini harus menyadari bahwa mereka semua berada dalam sebuah ekosistem E-Commerce, dimana sistem yang ada baru akan berjalan secara baik jika masing-masing komponennya memiliki kinerja yang baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tahap berikutnya merupakan sebuah fase yang cukup sulit, karena diperlukan suatu pemahaman yang baik terhadap apa yang disebut sebagai metoda pendekatan sistem (system thinking). Penggabungan proses bisnis beberapa perusahaan dengan menggunakan kerangka E-Commerce tidak sekedar menghubungkan satu divisi dengan divisi lain dengan menggunakan perangkat telekomunikasi dan komputer, tetapi lebih jauh merupakan suatu usaha membentuk sistem bisnis yang lebih besar dan luas (internetworking). Pemahaman mengenai perilaku sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang saling terkait dan terintegrasi merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut. Tahap ini memiliki tujuan untuk mengadakan suatu analisa terhadap hal-hal pokok berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar bisnis setelah lingkungan kerjasama baru antar perusahaan terbentuk, seperti:
Menentukan model bisnis yang akan diterapkan di dalam E-Commerce;
Mendefinisikan segmen pasar dan tipe pelanggan yang akan menjadi target;
Menyusun kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi pelanggan;
Membagi tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang berkerja sama;
Mengusulkan pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru tersebut; dan lain sebagainya.
Setelah media infrastruktur E-Commerce selesai dibangun, tahap berikutnya adalah menentukan proyek percontohan atau proyek awal (pilot project) yang akan diuji coba dan diimplementasikan. Prinsip “don’t run before you can walk” merupakan pedoman pemikiran yang biasa dipergunakan dalam skenario implementasi teknologi informasi secara evolusi ini. Diharapkan dari pilot project ini dapat dilihat seberapa “feasible” konsep-konsep model bisnis yang telah dirancang dapat memenuhi objektif yang dikehendaki. Berdasarkan hasil evaluasi dan fakta yang terjadi selama pilot project dirancang dan diimplementasikan, berbagai perbaikan konsep dilakukan dan dimatangkan.
Hal terakhir dalam siklus yang harus dilakukan adalah pembentukan tim penanggung jawab program pengembangan dan implementasi E-Commerce. Hampir semua pengembangan sistem E-Commerce dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proyek (project management), dimana tim terkait harus berhadapan dengan portofolio program-program pengembangan E-Commerce yang beragam dan bertahap. Yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan adalah suatu kenyataan bahwa tim penanggung jawab pengembangan dan implementasi E-Commerce tidak hanya harus terdiri dari mereka yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai, tetapi mereka haruslah merupakan pekerja-pekerja waktu penuh (full time); atau dengan kata lain, mereka tidak boleh terpecah fokusnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam perusahaan.
Di dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara natural akan kembali ke siklus analisa kesempatan bisnis e-Commerce (inter-enterprise assessment). Dalam kerangka inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dane-Commerce akan berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
a.        Keuntungan UMKM Menggunakan     E-Commerce
Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan memasang iklan di internet. Alasan pertama karena para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu media iklan harus mengikutinya dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun adalah untuk menjangkau target audiensnya secara efektif dan efisien. Para pengiklan mengakui bahwa mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan pemasarannya untuk terus mengejar peningkatan jumlah orang yang menghabiskan waktu didepan komputer on line, karena biasanya dia meninggalkan media yang lain. Alasan lain mengapa periklanan pada e-Commerce berkembang demikian pesat adalah:
1.    Iklan dapat di update setiap waktu dengan biaya minimal, oleh karena itu iklan iklan di intenet selalu bisa tampil baru.
2.    Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam hitungan global.
3.    Iklan on line kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, Koran atau radio.
4.    Iklan pada e-Commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks, audio, grafik dan animasi.
5.    Manfaat internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya.
6.    Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok tertentu atau perorangan.
Tujuan periklanan harus ditetapkan berdasarkan keputusankeputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Perusahaan yang sudah bonafit serta menerapkan teknologi yang ada sangat membutuhkan pemasaran yang jaringannya luas. Maka cocok jika menggunakan e-Commerce yang merupakan salah satu sarana pemasaran yang jangkauannya luas bakan sampai seluruh dunia. Beberapa keunggulan e-Commerce dapat dipegang oleh perusahaan yang tidak memaksakan kekuatan potensialnya dengan memahami keunggulan perdagangannya untuk konsumen maupun untuk dunia bisnis.
Data dan Fakta saat ini penggunaan teknologi Internet begitu pesat, ini sangat mendorong kemajuan dari E-Commerce. Hal ini juga terjadi pada pengguna di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai situs web jejaring sosial, blog, Portal, Forum, dll.
b.        Keberhasilan Manajemen di Perusahaan dengan e-Commerce
Era Kity Hawk mengatakan, Pada tahun 1997, keseluruhan volume penjualan transaksi bisnis dilakukan dengan on line. Forrester research di perusahaan bahwa e-Commerce akan meledak $327 milyar pada tahun 2000 dengan jumlah kenaikan 233% dari tahun 1997, karena e-Commerce dapat berpengaruh terhadap keunggulan perdagangan dan baik untuk konsumen maupun dunia bisnis. Ada beberapa kreteria dalam melakukan penggunaan ecommerce, yaitu:
1.        Kenyamanan, berdasarkan Survey terakhir Forrester research bahwa belanja secara on line akan lebih nyaman.
2.        Penghematan, dunia bisnis besar yang sudah ada seperti Dell Computer Corporation and General Electric menggunakan internet untuk menghubungkan pemasok, pabrik, penyalur dan pelanggan secara on line.
3.        Pilihan seleksi, batas dunia usaha sama juga batas web karena tidak dibatasi oleh batas-batas fisik.
4.        Personalisasi, Kemampuan komputer dalam memilih informasi untuk ditangkap web dunia bisnis supaya dapat mempersonalisasi punsak penjualan mereka dan bahkan produk-produk mereka.
Keberhasilan dari suatu perekonomian nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan periklanan guna menunjang usaha penjualan yang menentukan kelangsungan hidup industri, terciptanya lapangan pekerjaan serta adanya hasil yang mengutungkan dari seluruh uang yang diinvestasikan. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Negara-negara maju ataupun perusahaan-perusahaan top dunia senantiasa di iringi oleh kegiatan periklanan yang gencar. 50 perusahaan top dunia mengeluarkan biaya periklanan sebesar 49,3 milyar dolar untuk 56 negara pada tahun 1996. Beberapa diantaranya dibelanjakan lewat iklan di internet. Sedangkan di negara-negara dunia ketiga dan Rusia yang ekonominya masih lemah dan kegiatan periklanan masih berada pada taraf minimum, lapangan kerja sulit dan investasi tidak mudah mendapatkan keuntungan.
c.         Kerangka e-Commerce
Aktivitas bisnis selalu membutuhkan tempat, maka jelaslah bahwa aplikasi e-Commerce dibangun diatas infrastruktur teknologi yang ada. e-Commerce bukan hanya dibangun diatas situs web saja, sesungguhnya lebih dari itu. Pada gambar 3.1 berikut ini akan menunjukkan bahwa aplikasi e-Commerce ditopang oleh berbagai infrastruktur, sedang implementasinya tidak lepas dari 4 wilayah utama yang ditunjukkan dengan 4 pilar penyangga, yaitu:
(1) Manusia, (2) Kebijakan public,
(3) Standar Pemasaran dan Periklanan
(4) rotokoler teknis, persediaan, serta temasuk didalamnya adalah organisasi lain.
Manajemen e-Commerce yang akan mengkoordinasikan aplikasi, infrastruktur dan pilar-pilarnya. Aplikasi e-Commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan, keuangan asuransi, mall, pemasaran dan periklanan on line, pwlayanan pelanggan, lelang, travel, hardware dan software PC.
d.        Segmentasi dalam Pemasaran e-Commerce
Segmentasi pasar merupakan usaha untuk meningkatkan ketetapan pemasaran perusahaan. Titik awal dari pembahasan segmentasi adalah pemasaran massal, dalam hal ini penjual menjalankan produksinya dengan massal. distribusi massal atau suatu produk bagi semua pembeli (menurut Regis Mc. Kena). Argumen penciptaan pasar massal merupakan daya menciptakan pasar potensial terbesar, yang akan menghasilkan biaya yang lebih rendah sehingga harus memilih banyak untuk belanja baik di mall raksasa, toko-toko, jaringan belanja dari rumah maupun toko virtual di internet. Segmentasi pasar untuk pemasaran produk konsumen , variable segmentasi utama adalah geografi, demografi, psikografi, perilaku, dan manfaat.
e.         Langkah-langkah dalam Strategi e-Commerce
Periklanan, promosi dan publikasi adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi secara persuatif (tentang produk ide, barang, jasa) ataupun organisasi merupakan alat komunikasi yang kuat. M.Suyanto (2000), berpendapat bahwa strategi perikalanan pada e-Commerce (internet) merupakan proses
5 tahap yang dikenal dengan 5M, yang terdiri dari:
1)    Penetapan tujuan (mission)
2)    Keputusan tentang anggaran (money)
3)    Keputusan pesan (message)
4)    Penetapan media, dan
5)    Evaluasi mengenai kampanye
(measurement)
f.         Pemasaran e-Commerce
Dampak perumusan pemasaran e-Commerce sebagai berikut:
1.        Promosi e-Commerce dapat mempertinggi produk dan layanan melalui kontak langsung, kaya informasi dan interaksi dengan pelanggan.
2.        Saluran pemasaran baru menciptakan saluran distribusi bagi produk yang ada sehingga banyak peluang menjangkau pelanggan dengan sifat komunikasi secaralangsung dan dua arah.
3.        Penghematan langsung dalam pengiriman informasi kepada pelanggan.
4.        Pengurangan cycle time, pengiriman produk dan pelayanan digital dapat dikurangi hingga hanya dalam hitungan detik untuk sampai ke tujuan.
Penetapan Tujuan Penetapan Anggaran Keputusan Pesan Evaluasi Penetapan tujuan.
5.        Layanan konsumen ditingkatkan dengan cara pelanggan menemukan informasi detail secara on line.
6.        Citra merk perusahaan, dalam web pendatang baru bias membangun citra perusahaan dengan cepat.
6.Penutup
Dengan menggunakan e-Commerce kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi baik, menemukan partner bisnis baru, proses menjadi sederhana dan waktu dapat dipadatkan, dapat meningkatkan produktivitas, akses informasi menjadi cepat, penggunaan kertas dapat dihindari, biaya transportasi berkurang dan fleksibilitas bertambah.
Faktor trust merupakan salah satu faktor kritis dalam e-Commerce, terutama menyangkut competence trust dan goodwill trust. Oleh karena itu dibutuhkan tiga faktor utama dalam rangka membangun dan mempertahankan trust, yaitu kepuasan pelanggan, reputasi dan itikad baik pemasok, serta pengakuan dari pihak ketiga.

DAFTAR PUSTAKA
Richardus Eko Indrajit,  “Electronic Commerce: Konsep dan Strategi Bisnis di Dunia Maya” Elex Media Komputindo tahun 2001.
Michael S. Sunggiardi, 2009 Kiat kiat pemasaran Kiat-Online untuk UKM,, Seminar UKM 25 Nopember 2009
Indra Setia Wati, 2011 Jurnal “Penerapan E-Business di Indonesia”.
Drw, 2011 Jurnal “Strategi dan Kebijakan Pengembangan E-Business di Indonesia”

M. Suyanto, 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia, Andi Yogyakart